Kabinet Israel memilih mengadakan penyelidikan formal atas dugaan adanya korupsi terkait kapal selam. Dugaan korupsi ini disebut melibatkan mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu.
Dilansir AFP, Senin (24/1/2022) dugaan korupsi ini berkaitan dengan kesepakatan pengadaan angkatan laut pada tahun 2012.
Netanyahu sendiri secara pribadi tidak dituduh melakukan kesalahan dalam apa yang disebut "urusan kapal selam". Dimana hal ini menyangkut kesepakatan multi-miliar shekel untuk memperoleh kapal angkatan laut dari raksasa industri Jerman Thyssenkrupp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fakta Terbaru Kondisi Memanas di Ukraina |
Sementara itu Perdana Menteri Naftali Bennett, abstain dalam pemungutan suara yang mengatur penyelidikan. Dilaporkan hal ini dikarenakan alasan kekhawatiran itu akan mengganggu pengadaan militer.
Menteri Luar Negeri Yair Lapid menyebut kasus dugaan korupsi terkait kapal selam merupakan kasus paling serius dalam sejarah Israel. Sehingga diperlukan adanya penyelidikan.
"kasus korupsi keamanan paling serius dalam sejarah Israel," ujar Yair Lapid dalam sebuah tweet sebelum kabinet menyetujui penyelidikan tersebut.
"Hal ini diperlukan untuk membalik setiap batu untuk mencapai kebenaran," ujarnya.
Menteri Pertahanan Benny Gantz, juga pendukung kuat penyelidikan itu. Ia menilai bahwa penyelidikan itu adalah "kebutuhan keamanan utama" bagi negara itu.
Disebutkan, beberapa orang telah didakwa dalam kasus ini. Komisi yang baru dibentuk akan melihat proses pengadaan tetapi tidak akan menyelidiki terdakwa yang sedang diadili.
Diketahui bulan ini, Gantz mengumumkan perjanjian terpisah untuk membeli tiga kapal selam lebih lanjut dari Thyssenkrupp dalam kesepakatan 10 miliar shekel (lebih dari tiga miliar dolar).
Simak juga 'Mantan Orang Dekat Eks-PM Israel Beri Kesaksian di Persidangan':