Sedikitnya 18 anggota pasukan keamanan Kurdi di Suriah tewas dalam serangan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke sebuah penjara yang menjadi tempat ribuan terduga militan ISIS ditahan. Serangan itu memicu bentrokan sengit antara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dengan militan ISIS.
Seperti dilansir AFP, Jumat (21/1/2022), kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, yang memiliki jaringan sumber di dalam wilayah Suriah, juga melaporkan bahwa 16 militan ISIS tewas dalam bentrokan tersebut.
Bentrokan itu dipicu oleh serangan ISIS ke penjara Ghwayran di Provinsi Hassakeh pada Kamis (20/1) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah mereka yang tewas di kalangan pasukan keamanan internal Kurdi dan sipir penjara mencapai 18 orang," sebut Syrian Observatory dalam laporannya.
Disebutkan Syrian Observatory bahwa serangan itu merupakan yang terbesar sejak ISIS dinyatakan kalah di Suriah tahun 2019 lalu.
Syrian Observatory menambahkan bahwa tentara Kurdi yang tewas tidak secara resmi berafiliasi dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) -- militer de-facto untuk wilayah semi-otonomi Kurdi di Suriah.
Menurut Syrian Observatory, penjara Ghwayran di wilayah Suriah bagian timur laut dilaporkan menahan sekitar 3.500 terduga militan ISIS, termasuk beberapa pemimpin senior kelompok radikal itu.
Bentrokan antara tentara SDF dan militan ISIS terus berlangsung di tengah upaya sejumlah tahanan ISIS untuk kabur dari penjara tersebut.
Pada Jumat (21/1) waktu setempat, SDF menyatakan pihaknya 'menghadapi upaya kedua pembobolan penjara oleh militan ISIS' setelah upaya pertama semalam sebelumnya.
"Pasukan kami telah mengepung sejumlah besar militan yang berusaha kabur," demikian pernyataan SDF.
Dituturkan SDF dalam pernyataannya bahwa militan ISIS yang ada di dekat penjara 'melepas tembakan besar-besaran dalam upaya meningkatkan harapan narapidana di dalam penjara'.