Inggris melaporkan angka kematian tertinggi dalam sehari akibat virus Corona (COVID-19) di wilayahnya. Rekor ini dicatat saat pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan Corona yang diberlakukan untuk mengurangi penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (19/1/2022), otoritas Inggris melaporkan tambahan 438 kematian akibat Corona dalam sehari, pada Selasa (18/1) waktu setempat.
Angka itu mencetak rekor sebagai tambahan kematian tertinggi dalam sehari di Inggris sejak 24 Februari 2021, atau nyaris setahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Sajid Javid menuturkan kepada parlemen Inggris, bahwa pihaknya optimis jika langkah-langkah pandemi Corona yang diberlakukan untuk mengurangi penyebaran varian Omicron akan dikurangi mulai pekan depan, karena jumlah kasus dan angka rawat inap tampaknya telah memuncak.
Laporan media Inggris menyebut pemerintah tengah mempertimbangkan untuk secara bertahap mencabut pembatasan pandemi Corona yang tersisa, termasuk aturan bekerja dari rumah dan penggunaan paspor vaksin.
Meskipun angka penularan Corona mencetak rekor dalam beberapa pekan terakhir, peluncuran cepat suntikan booster dan tingkat keparahan varian Omicron yang lebih rendah membuat angka rawat inap dan kematian tidak meningkat tajam seperti gelombang Corona sebelumnya.
Sejauh ini, otoritas Inggris mencatat total 152.513 kematian akibat Corona di wilayahnya -- total kematian Corona tertinggi ketujuh di dunia. Sebagian besar kematian akibat Corona di Inggris terjadi pada tahun pertama pandemi Corona.
Tonton juga Video: Pangeran Harry Takut Bawa Anak-anaknya ke Inggris, Ada Apa?