Rusia menggelar latihan tembak dengan melibatkan tentara dan tank di dekat perbatasan Ukraina. Latihan tempur ini digelar saat pembicaraan berlangsung antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) di Jenewa, Swiss, membahas soal Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (12/1/2022), sehari setelah AS mendorong Rusia untuk menarik sekitar 100 ribu tentara dari dekat perbatasan Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut sekitar 3.000 tentara memulai latihan tempur, termasuk simulasi pertempuran di empat wilayah di Rusia bagian barat daya.
Latihan itu disebut mengindikasikan bahwa Rusia tidak berniat meredakan tekanan militer yang sampai membawa AS ke meja perundingan, di mana Rusia menuntut jaminan keamanan dari negara-negara Barat. AS diketahui berharap pembicaraan dengan Rusia akan menghapuskan ancaman invasi ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut pembicaraan dengan AS pada Senin (10/1) waktu setempat digelar secara terbuka, substantif dan langsung, namun tidak ada alasan nyata untuk optimisme. Peskov menyatakan Rusia menginginkan hasil yang cepat.
"Tidak ada tenggat waktu yang jelas di sini, tidak ada yang menetapkannya -- hanya ada posisi Rusia bahwa kami tidak akan puas dengan berlarut-larut tanpa akhir untuk proses ini," sebutnya.
Peskov menyebut situasinya akan lebih jelas setelah pembicaraan putaran kedua yang digelar Rusia pekan ini -- dengan NATO di Brussels, Belgia pada Rabu (12/1) dan dengan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) di Wina, Austria, pada Kamis (13/1) waktu setempat.
Wakil Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland, secara terpisah menuturkan kepada wartawan bahwa 'mengecewakan untuk mendengar' Rusia mendapati tidak ada alasan untuk optimisme dalam pembicaraan kedua negara. Nuland menyatakan AS menginginkan pertukaran pandangan 'konstruktif' terus berlanjut.
Soal latihan tembak Rusia, Nuland menyebutnya 'jelas menuju ke arah berlawanan' dari de-eskalasi yang ingin dilihat AS.
Rusia berulang kali membantah tudingan berencana menginvasi Ukraina dan menegaskan pihaknya memiliki hak untuk mengerahkan tentaranya ke wilayahnya sendiri yang dianggap layak.
Otoritas Rusia juga bersikeras menuntut AS dan sekutunya memutus peluang Ukraina untuk bergabung dengan NATO.