Hampir 8.000 orang telah ditahan di Kazakhstan setelah berhari-hari kerusuhan terburuk di negara Asia Tengah yang menewaskan puluhan orang.
"Hingga 10 Januari, 7.939 orang telah ditahan," kata Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (10/1/2022). Kementerian menambahkan bahwa beberapa unit dinas keamanan telah terlibat dalam penahanan tersebut.
Komite Keamanan Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara itu, termasuk fasilitas pemerintah dan militer, sepenuhnya berada di bawah kendali dinas keamanan.
"Area di mana gerilyawan dan perusuh mungkin bersembunyi sedang dibersihkan. Bukti kegiatan kriminal sedang dikumpulkan dan dicatat," demikian pernyataan itu.
Kerusuhan terburuk dalam sejarah Kazakhstan tersebut dipicu oleh naiknya harga bahan bakar. Kerusuhan menyebar dengan cepat ke kota-kota besar, termasuk Almaty, di mana kerusuhan meletus dan polisi melepaskan tembakan dengan cepat.
Kementerian Dalam Negeri, seperti dikutip media lokal, menyatakan kerugian properti mencapai sekitar 175 juta euro. Lebih dari 100 tempat bisnis dan bank telah diserang dan dijarah, serta lebih dari 400 kendaraan hancur.
Situasi mulai relatif tenang di Almaty. Polisi terdengar sesekali melepaskan tembakan di udara untuk menghentikan orang-orang mendekati alun-alun pusat kota.
(ita/ita)