Kazakhstan sedang panas-panasnya. Sejumlah kerusuhan terjadi se-antreo negeri dikarenakan harga bahan bakar gas cair yang naik.
Kerusuhan di Kazakhstan diawali dengan aksi-aksi demonstrasi untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar. Aksi demo itu kemudian membengkak menjadi gerakan luas melawan pemerintah Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev.
Berikut sejumlah fakta terkait kerusuhan di Kazakhtan:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Eks Kepala Intelijen Ditangkap
Mantan kepala badan intelijen domestik Kazakhstan telah ditahan. Ia dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (8/1/2022), Komite Keamanan Nasional Kazakhstan atau KNB, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mantan ketuanya Karim Masimov telah ditahan pada Kamis (6/1) setelah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.
![]() |
"Pada 6 Januari tahun ini, Komite Keamanan Nasional meluncurkan penyelidikan pra-persidangan terhadap pengkhianatan tingkat tinggi," demikian pernyataan itu.
"Pada hari yang sama, atas dugaan melakukan kejahatan ini, mantan ketua KNB K.K. Masimov ditahan dan ditempatkan di pusat penahanan sementara, bersama dengan yang lainnya," imbuh pernyataan tersebut.
Masimov, sekutu dekat presiden pendiri Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, dipecat dari jabatannya sebagai kepala KNB minggu ini setelah para pengunjuk rasa di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, menyerbu gedung-gedung pemerintah.
Selengkapnya di halaman berikutnya
Simak Video 'Kenaikan Harga Bahan Bakar Picu Kekacauan di Kazakhstan':
2. Perintah Tembak Mati
Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, mengakui dirinya memberikan perintah tembak di tempat terhadap orang-orang yang disebutnya sebagai 'bandit' dan 'teroris'. Tokayev juga memperingatkan bahwa mereka yang enggan menyerahkan diri akan 'dihancurkan'.
Tokayev sebelumnya menyalahkan sekelompok 'bandit' dan 'teroris' yang disebutnya memicu kerusuhan di Kazakhstan. Dalam pidato terbarunya, Tokayev menyebut bahwa sekitar 20.000 bandit telah menyerang kota terbesar Almaty, yang juga ibu kota finansial Kazakhstan, dan menghancurkan properti milik negara.
![]() |
Diakui juga oleh Tokayev dalam pidatonya bahwa sebagai bagian dari operasi 'kontra-terorisme', dirinya telah memerintahkan badan-badan penegak hukum dan tentara Kazakhstan untuk 'menembak mati tanpa peringatan'.
"Para militan belum meletakkan senjata mereka, mereka terus melakukan kejahatan atau sedang mempersiapkannya. Pertempuran melawan mereka harus dilakukan sampai akhir. Siapa saja yang tidak menyerah akan dihancurkan," tegas Tokayev dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Jumat (7/1) waktu setempat.
Tokayev juga menolak seruan untuk menggelar dialog dengan para demonstran yang terus menggelar unjuk rasa. Dia justru menyebut para demonstran sebagai 'penjahat' dan 'pembunuh'.
Selengkapnya di halaman berikutnya
3. Pegawai Konsulat AS Angkat Kaki
Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya telah menyetujui kepergian sukarela pegawai pemerintah non-darurat dan anggota keluarga mereka dari konsulat jenderal AS di kota Almaty, Kazakhstan.
Mereka diizinkan meninggalkan Almaty di tengah keadaan darurat yang sedang berlangsung di negara itu.
"Warga AS di Kazakhstan harus menyadari bahwa protes dengan kekerasan dapat sangat mempengaruhi kemampuan Kedutaan Besar AS untuk memberikan layanan konsuler, termasuk bantuan kepada warga AS yang meninggalkan Kazakhstan," kata Departemen Luar Negeri Amerika Serikat seperti diberitakan Reuters dan Channel News Asia.
4. Puluhan Orang Tewas
Puluhan orang tewas dan gedung-gedung publik di Kazakhstan telah dijarah dan dibakar dalam kerusuhan terburuk yang pernah dialami republik bekas Uni Soviet itu dalam 30 tahun kemerdekaan.
Kerusuhan berdarah itu telah mendorong intervensi militer oleh Rusia pada saat ketegangan tinggi dalam hubungan Timur-Barat, seiring Rusia dan Amerika Serikat bersiap untuk pembicaraan minggu depan mengenai krisis Ukraina.