Kazakhstan Rusuh, Kepala BIN Ditangkap karena Dituduh Berkhianat

Kazakhstan Rusuh, Kepala BIN Ditangkap karena Dituduh Berkhianat

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 08 Jan 2022 15:45 WIB
Protesters try to speak to riot police as they gather in the center of Almaty, Kazakhstan, Wednesday, Jan. 5, 2022. Demonstrators denouncing the doubling of prices for liquefied gas have clashed with police in Kazakhstans largest city and held protests in about a dozen other cities in the country. Local news reports said police dispersed a demonstration of about a thousand people Tuesday night in Almaty and that some demonstrators were detained. (AP Photo/Vladimir Tretyakov)
aksi tolak kenaikan LPG telah memicu kerusuhan di Kazakhstan (Foto: AP/Vladimir Tretyakov)
Jakarta -

Mantan kepala badan intelijen domestik Kazakhstan telah ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi. Penangkapan ini dilakukan setelah dia dipecat di tengah gelombang kerusuhan yang melanda negeri itu.

Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (8/1/2022), Komite Keamanan Nasional Kazakhstan atau KNB, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mantan ketuanya Karim Masimov telah ditahan pada Kamis (6/1) setelah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.

"Pada 6 Januari tahun ini, Komite Keamanan Nasional meluncurkan penyelidikan pra-persidangan terhadap pengkhianatan tingkat tinggi," demikian pernyataan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada hari yang sama, atas dugaan melakukan kejahatan ini, mantan ketua KNB K.K. Masimov ditahan dan ditempatkan di pusat penahanan sementara, bersama dengan yang lainnya," imbuh pernyataan tersebut.

Masimov, sekutu dekat presiden pendiri Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, dipecat dari jabatannya sebagai kepala KNB minggu ini setelah para pengunjuk rasa di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, menyerbu gedung-gedung pemerintah. Puluhan orang, baik demonstran maupun aparat keamanan telah tewas dalam kerusuhan yang dimulai dengan aksi protes terhadap kenaikan harga LPG itu.

ADVERTISEMENT

Di tengah kerusuhan yang melanda, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, mengakui dirinya memberikan perintah tembak di tempat terhadap orang-orang yang disebutnya sebagai 'bandit' dan 'teroris'. Tokayev juga memperingatkan bahwa mereka yang enggan menyerahkan diri akan 'dihancurkan'.

Tokayev sebelumnya menyalahkan sekelompok 'bandit' dan 'teroris' yang disebutnya memicu kerusuhan di Kazakhstan. Dalam pidato terbarunya, Tokayev menyebut bahwa sekitar 20.000 bandit telah menyerang kota terbesar Almaty, yang juga ibu kota finansial Kazakhstan, dan menghancurkan properti milik negara.

Tonton video 'Perintah Presiden Kazakhstan Tembak di Tempat ke Perusuh':

[Gambas:Video 20detik]



Diakui juga oleh Tokayev dalam pidatonya bahwa sebagai bagian dari operasi 'kontra-terorisme', dirinya telah memerintahkan badan-badan penegak hukum dan tentara Kazakhstan untuk 'menembak mati tanpa peringatan'.

"Para militan belum meletakkan senjata mereka, mereka terus melakukan kejahatan atau sedang mempersiapkannya. Pertempuran melawan mereka harus dilakukan sampai akhir. Siapa saja yang tidak menyerah akan dihancurkan," tegas Tokayev dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Jumat (7/1) waktu setempat.

Tokayev juga menolak seruan untuk menggelar dialog dengan para demonstran yang terus menggelar unjuk rasa. Dia justru menyebut para demonstran sebagai 'penjahat' dan 'pembunuh'.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads