Polisi agama Taliban telah memasang poster-poster di sekitar ibu kota Afghanistan, Kabul yang memerintahkan wanita Afghanistan untuk menutup aurat.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/1/2022), poster yang mencakup gambar burqa yang menutupi seluruh tubuh dan wajah itu, dipasang di kafe-kafe dan toko-toko minggu ini oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.
Diketahui bahwa sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021 lalu, Taliban semakin membatasi kebebasan - terutama kebebasan perempuan dan anak perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut hukum Syariah, wanita Muslim harus mengenakan jilbab," bunyi poster itu, mengacu pada praktik menutup aurat.
Seorang juru bicara Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, yang bertanggung jawab untuk menegakkan interpretasi keras Taliban terhadap hukum Islam, mengkonfirmasi kepada AFP bahwa kementerian tersebut berada di balik perintah tersebut.
"Jika seseorang tidak mengikutinya, bukan berarti dia akan dihukum atau dipukuli, itu hanya dorongan bagi wanita Muslim untuk mengikuti hukum Syariah," kata juru bicara tersebut, Sadeq Akif Muhajir.
Di Kabul, sebagian wanita sudah menutupi rambut mereka dengan jilbab, meskipun beberapa mengenakan pakaian Barat yang sederhana.
Di luar ibu kota Afghanistan itu, burqa, yang diwajibkan bagi kaum wanita di bawah rezim pertama Taliban pada 1990-an, tetap umum.
Simak video 'Taliban Bubarkan Demo Perempuan di Kabul dengan Tembakan':
"Apa yang mereka coba lakukan adalah menyebarkan ketakutan di antara orang-orang," cetus seorang mahasiswa dan pembela hak-hak perempuan, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada AFP.
"Pertama kali saya melihat poster-poster itu, saya benar-benar ketakutan, saya pikir mungkin (Taliban) akan mulai memukuli saya. Mereka ingin saya mengenakan burqa dan tidak terlihat apa-apa, saya tidak akan pernah melakukan itu," ujarnya.
Taliban, yang sangat membutuhkan pengakuan internasional untuk memungkinkan aliran dana dibuka kembali ke negara yang dilanda perang itu, sejauh ini menahan diri untuk tidak mengeluarkan kebijakan nasional.
Sebaliknya, Taliban telah menerbitkan panduan untuk pria dan wanita yang bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lainnya.
Meskipun Taliban telah menjanjikan versi yang lebih lunak dari aturan garis keras yang menandai kekuasaan pertama mereka dari tahun 1996 hingga 2001, sebagian besar perempuan telah dikeluarkan dari pekerjaan di kantor-kantor pemerintah, dan sekolah menengah untuk anak perempuan tetap ditutup di beberapa provinsi.