Acara perayaan satu tahun Gedung Capitol diserbu dihiasi dengan pidato keras oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Lewat pidatonya, Biden seolah sedang menembakkan 'peluru' tajam ke arah mantan Presiden AS Donald Trump dan para pendukungnya.
Sejatinya, dalam pidato itu Biden tidak secara gamblang menyebut nama Donald Trump. Dia memanggil Trump dengan sebutan mantan Presiden AS yang mencemooh demokrasi karena tidak bisa menerima kekalahan Pilpres.
"Mantan Presiden Amerika Serikat ini telah menciptakan dan menyebarkan jaring kebohongan soal pilpres 2020. Dia lebih menghargai kekuasaan atas prinsip," kata Biden di Statuary Hall, Gedung Capitol, Kamis (6/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden Sebut Trump Penipu Egois
Dilansir dari AFP, Jumat (7/1/2022), tajamnya pidato Biden itu menyebut Trump sebagai penipu yang egois. Sebab, Trump hingga kini Trump enggan mengaku kalah pada duel Pemilihan Presiden (pilpres) AS 2020 yang lalu.
Dengan lantang, Biden menyebut bahwa Trump telah mencoreng sejarah demokrasi AS lewat pendukungnya yang memaksa masuk ke ruang sidang parlemen. Aksi itu disebut Biden sebagai insiden pemberontakan bersenjata.
"Ini adalah pemberontakan bersenjata," ujar Biden dengan nada dramatis.
"Untuk pertama kali dalam sejarah kita, seorang Presiden tidak hanya kalah pemilu. Dia berupaya mencegah transfer kekuasaan secara damai," ucap Biden mengarah pada Trump.
Biden sebut Trump bak menghunus belati ke leher demokrasi Amerika di halaman selanjutnya..
Trump Bak Menghunus Belati ke Leher Demokrasi AS
Penyerbuan Gedung Capitol oleh para pendukung Trump itu menurut Biden bagai sedang 'menghunus belati ke leher Amerika'. Alasannya, para pendukung Trump datang dengan emosi dan amarah.
"Mereka datang ke sini dengan amarah," tutur Biden.
Dalam pidatonya, Biden menjamin tidak akan ada seorang pun diizinkan memotong nadi demokrasi AS.
"Saya tidak akan membiarkan siapa pun menempatkan belati ke tenggorokan demokrasi," tegas Biden.
Biden ke Trump: Mantan Presiden yang Kalah
Biden berkata, Trump 'hanya duduk di ruang makan privat di Ruang Oval Gedung Putih, menonton semuanya di televisi dan tidak melakukan apa-apa selama berjam-jam' saat ribuan pendukungnya menyerbu Gedung Parlemen AS. Dia tegaskan, Trump tak lain hanya seorang mantan Presiden yang kalah.
"Dia mantan presiden yang kalah," kata Biden dengan nada emosional.
Dalam kesempatan itu pula, Biden terdengar penuh amarah saat dia memaparkan bahaya yang dihadapi AS. Dia berpendapat, bahwa tidak mudah menempatkan diri sejak lama menjadi pemimpin dunia yang bebas.
"Apakah kita akan menjadi negara yang menerima kekerasan politik sebagai norma?," tanya Biden.
Di sisi lain, Trump setahun belakangan ini telah menghabiskan waktu menyebarkan teori konspirasi soal kekalahannya dalam pilpres kepada jutaan pendukungnya, dengan cepat merespons Biden. Dia masih bersikeras menyebut bahwa Pilpres 2020 sarat kecurangan dan menyebut pidato Biden hanya sebagai 'teater politik'.
"Jangan pernah lupakan kejahatan Pemilihan Presiden 2020. Jangan menyerah!" tegas Trump dalam pernyataan terbarunya.