Menteri Dalam Negeri Irak, Othmand al-Ghanemi, memecat Kepala Kepolisian Provinsi Babylon terkait sebuah operasi yang menewaskan 20 orang yang masih satu keluarga. Sejumlah pejabat lainnya diinterogasi terkait operasi tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (1/1/2021), operasi yang detailnya tidak terlalu jelas itu, terjadi pada Kamis (30/12) waktu setempat, ketika unit intervensi cepat dan pasukan intelijen menggerebek satu rumah di desa Al-Rashayed di Provinsi Babylon.
Dalam pernyataan singkat, pasukan keamanan menjelaskan bahwa mereka sedang 'mengejar dua individu yang dituduh terlibat terorisme' yang disebut 'melepas tembakan secara membabi buta' saat dikepung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan pernyataan itu bahwa penyelidikan telah diluncurkan 'setelah temuan sejumlah jenazah warga di dalam sebuah rumah'.
Pada Jumat (31/12) waktu setempat, Al-Ghanemi mendatangi desa Al-Rashayed di mana dia memecat Kepala Kepolisian Provinsi Babylon. Dia juga mengumumkan pembentukan komisi khusus untuk menyelidiki 'unit yang melakukan operasi tersebut'.
Laporan Iraqi News Agency menyebut sedikitnya 20 warga sipil dari satu keluarga tewas dalam operasi itu. Disebutkan juga bahwa pemilik properti yang digerebek sempat melepas tembakan dan 'menolak untuk menyerahkan diri'.
Pernyataan terpisah dari pasukan keamanan Irak menyebut 'sejumlah petugas dan individu' telah dipanggil untuk diinterogasi terkait insiden itu.
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak, Saad Maan, memposting video dari lokasi insiden ke Twitter, yang menunjukkan sebuah rumah yang bagian depannya menghitam dan pintu serta jendelanya rusak.
Dia mengecam apa yang disebutnya sebagai 'tindak kejahatan di semua level' tanpa menyebut satupun nama untuk disalahkan.
Pada Kamis (30/12) malam waktu setempat, sejumlah sumber keamanan dan media lokal menyebut seorang tersangka terkait kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau sindikat penyelundup narkoba terlibat dalam insiden itu.