Otoritas di Seoul, Korea Selatan (Korsel), menunjukkan kehati-hatian yang sama, dengan melarang warga menghadiri langsung acara pembunyian lonceng pada tengah malam yang akan disiarkan langsung.
Di India, kekhawatiran akan terulangnya lonjakan tajam kasus Corona pada April dan Mei lalu membuat sejumlah kota dan negara bagian menerapkan pembatasan untuk acara publik. Otoritas New Delhi menerapkan jam malam mulai pukul 22.00 waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Kepolisian Mumbai melarang warga mengunjungi tempat-tempat umum, seperti pantai dan area pejalan kaki tepi pantai, pada malam hari. Pembatasan itu diberlakukan selama dua pekan.
Sementara itu, otoritas kota Sydney di Australia memperbolehkan warga menghadiri perayaan Malam Tahun yang akan diwarnai pertunjukan kembang api. Otoritas setempat bahkan mendorong warga untuk pergi keluar rumah dan menikmati malam pergantian tahun.
Diperkirakan puluhan ribu orang akan memenuhi tempat-tempat di tepi pelabuhan Sydney pada malam Tahun Baru nanti. Situasi ini berbeda dengan tahun lalu ketika pesta kembang api di Sydney digelar tanpa kehadiran penonton secara langsung.
Di Afrika Selatan, negara pertama yang mendeteksi varian Omicron pada November lalu, otoritas setempat mencabut jam malam untuk mengizinkan perayaan Malam Tahun Baru digelar. Pencabutan dilakukan setelah otoritas setempat mengumumkan gelombang Omicron telah mereda tanpa adanya peningkatan kematian yang signifikan.
Para pakar mengharapkan tren itu akan menyebar ke negara-negara lainnya, dan agar tahun 2022 bisa diingat sebagai fase pandemi baru yang tidak terlalu mematikan.
Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan soal masa-masa sulit di masa mendatang.
"Saya sangat khawatir bahwa Omicron, yang mudah menular, menyebar pada saat yang sama dengan Delta, memicu tsunami kasus-kasus," ucap Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, beberapa hari lalu.
"Ini sedang dan akan terus memberikan tekanan besar pada para tenaga kesehatan yang kelelahan, dan sistem kesehatan berada di ambang kehancuran," ujarnya memperingatkan dunia.
(nvc/haf)