Otoritas Iran mengklaim telah meluncurkan roket pembawa satelit untuk mengirimkan tiga muatan penelitian ke luar angkasa. Peluncuran ini dilakukan saat perundingan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) terus berlangsung di Austria untuk membangkitkan kesepakatan nuklir tahun 2015.
Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (31/12/2021), juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Ahmad Hosseini, menyebut roket pembawa satelit, Simorgh, diluncurkan ke luar angkasa dengan membawa tiga perangkat penelitian.
Dia mengatakan roket Simorgh melesat ke ketinggian 470 kilometer dari permukaan Bumi dengan kecepatan 7.350 meter per detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan penelitian yang dimaksudkan dari peluncuran ini telah tercapai," ucap Hosseini kepada televisi nasional Iran pada Kamis (30/12) waktu setempat.
"Ini dilakukan sebagai peluncuran awal, insyaallah kita akan peluncuran operasional segera," imbuhnya.
Hosseini tidak menyebut lebih lanjut apakah perangkat penelitian itu berhasil mencapai orbit. Namun, dia mengindikasikan peluncuran itu hanya uji coba sebelum upaya yang akan datang untuk meluncurkan satelit ke orbit.
Rekaman televisi nasional Iran menunjukkan apa yang disebut sebagai pelepasan kendaraan peluncuran dari Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di Iran bagian utara pada dini hari.
"Dengan mengembangkan kapasitas kita untuk meluncurkan satelit, dalam waktu dekat satelit dengan berbagai aplikasi akan ditempatkan di orbit," sebut Hosseini.
"Saya berharap pelajaran yang didapat dari peluncuran penelitian ini akan bisa membuka jalan bagi akses operasional untuk teknologi peluncuran sistem satelit," ucap Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran, Isa Zarepour, seperti dikutip media setempat.
Iran yang memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, telah beberapa kali meluncurkan satelit dalam beberapa tahun terakhir karena masalah teknis. AS menyatakan kekhawatiran terhadap pengembangan kendaraan peluncuran luar angkasa Iran.
Jerman sebelumnya menyerukan Iran untuk berhenti meluncurkan roket pembawa satelit ke luar angkasa dan memperingatkan bahwa itu berpotensi melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Aktivitas peluncuran terbaru pada Kamis (30/12) waktu setempat terjadi saat Iran dan AS tengah menggelar perundingan tidak langsung di Wina, Austria, dalam upaya membangkitkan kesepakatan nuklir yang ditinggalkan AS pada era mantan Presiden Donald Trump tahun 2018 lalu.