Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan berbicara via telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas krisis Ukraina. Dalam percakapan telepon itu, Biden dilaporkan akan menawarkan jalur diplomatik untuk menyelesaikan krisis yang memicu ketegangan antara Rusia dengan negara-negara Barat.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/12/2021), percakapan telepon antara Biden dan Putin itu akan digelar pada Kamis (30/12) waktu setempat, sebelum keduanya menggelar pembicaraan soal isu-isu keamanan bulan depan.
Percakapan telepon kedua kepala negara itu akan menjadi yang kedua dalam kurang dari sebulan. Awal Desember lalu, Biden memperingatkan Putin bahwa akan ada 'konsekuensi parah' jika tentara Rusia melancarkan serangan ke perbatasan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkapkan seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada wartawan bahwa Biden akan menyatakan kepada Putin bahwa AS mempersiapkan jalur diplomatik untuk menyelesaikan krisis Ukraina.
"Kami bersiap untuk diplomasi dan untuk jalur diplomatik ke depan," ucap Biden ke Putin nanti, seperti dikutip pejabat senior AS yang enggan disebut namanya.
"Tapi kami juga bersiap untuk merespons jika Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina," imbuh Biden kepada Putin, menurut pejabat senior AS itu.
Ditambahkan juga oleh pejabat senior itu bahwa Biden akan menyatakan bahwa AS 'terus sangat prihatin' dengan kehadiran pasukan militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina. Disebutkan juga bahwa Biden akan menegaskan bahwa AS 'ingin melihat kembalinya pasukan ke area latihan reguler mereka'.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengonfirmasi percakapan telepon antara Putin dan Biden, yang disebutnya akan digelar Kamis (30/12) malam waktu Rusia.
Rusia, menurut sejumlah pejabat negara Barat, mengerahkan puluhan ribu tentaranya ke dekat perbatasan Ukraina. Situasi ini memicu kekhawatiran terulangnya insiden tahun 2014 saat Rusia mencaplok Crimea dan pemberontakan oleh separatis pro-Rusia pecah di Ukraina bagian timur yang menewaskan 13.000 orang.
Dalam upaya meredakan ketegangan, para pejabat senior AS dan Rusia akan bertemu di Jenewa, Swiss, pada 10 Januari tahun depan. Pertemuan itu digelar setelah Rusia menawarkan proposal kepada AS yang mencakup seruan untuk tidak memperluas aliansi NATO ke wilayah timur atau mendirikan pangkalan di negara-negara bekas Soviet.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam pernyataan terpisah menyatakan Rusia akan mengambil 'garis keras' dalam pembicaraan di Jenewa demi membela kepentingan negaranya.