.webp)
Otoritas Arab Saudi pada Senin (27/12) mengeksekusi mati seorang pria Yaman yang dituduh merencanakan serangan bunuh diri di kerajaan itu dan terkait dengan kelompok ISIS.
Negara Teluk yang kaya, dengan salah satu tingkat eksekusi mati tertinggi di dunia, telah menjadi sasaran serangkaian penembakan dan pemboman mematikan oleh ISIS sejak akhir 2014.
"Mohammed al-Saddam, warga negara Yaman, berusaha menargetkan pertemuan sipil di fasilitas umum di bawah instruksi organisasi teroris Daesh (nama lain ISIS)," kata Kementerian Dalam Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (27/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hukuman mati dilakukan pada hari Senin di kota Riyadh," imbuh kementerian.
Kementerian menyatakan bahwa pria itu "berjanji setia kepada ISIS" dan merencanakan "serangan bunuh diri menggunakan sabuk peledak", tanpa merinci kasus atau kapan warga Yaman itu ditangkap.
Jumlah eksekusi telah menurun secara signifikan pada tahun 2020, antara lain karena moratorium eksekusi terpidana mati karena perdagangan narkoba.
Tetapi kelompok HAM, Amnesty International mengatakan pada Agustus lalu bahwa setidaknya 40 orang dieksekusi mati tahun ini antara Januari dan Juli di Arab Saudi, lebih banyak daripada sepanjang tahun 2020 lalu.
Menurut penghitungan AFP berdasarkan pernyataan-pernyataan resmi, sebanyak hampir 70 orang telah dieksekusi mati tahun ini di kerajaan itu.
Sebelumnya pada tahun 2019, menurut Amnesty, otoritas Arab Saudi telah mengeksekusi mati 184 tahanan. Amnesty menyebut itu merupakan jumlah tertinggi yang tercatat dalam satu tahun di negara itu.
