Insiden tanah longsor yang melanda sebuah tambang batu giok di Myanmar dikonfirmasi menewaskan sedikitnya dua orang. Puluhan orang lainnya masih dilaporkan hilang, namun petugas penyelamat memperingatkan bahwa pihaknya tidak berharap untuk menemukan korban selamat.
Seperti dilansir AFP, Kamis (23/12/2/2012), insiden longsor yang melanda tambang batu giok Hpakant yang ada di wilayah Kachin, dekat perbatasan China, pada Rabu (22/12) waktu setempat.
Pada Kamis (23/12) waktu setempat, para petugas penyelamat yang bekerja di tengah kabut dan hujan, berhasil mengevakuasi jenazah kedua dari sebuah danau yang ada di dekat lokasi tambang. Dengan tambahan satu jenazah, maka sejauh ini sudah dua orang dikonfirmasi tewas akibat longsor tersebut.
Sekitar 20 orang lainnya dilaporkan masih hilang. Namun para petugas penyelamat mengkhawatirkan jumlah korban hilang lebih banyak dari itu, karena para keluarga ragu-ragu mengakui keberadaan kerabat mereka di tambang giok itu, mengingat junta Myanmar melarang aktivitas penggalian hingga Maret 2022.
Salah satu petugas penyelamat, Ko Nyi, menuturkan bahwa tim penyelamat menemukan sesosok jenazah pria berusia 55 tahun pada Kamis (23/12) pagi waktu setempat, dalam operasi penyelamatan yang sempat tertunda kabut tebal dan hujan deras semalaman yang berpotensi membuat lereng semakin tidak stabil.
"Tim kami menggunakan kail untuk mencari jenazah korban di dalam air, dan jenazahnya tersangkut pada kail itu," tutur Ko Nyi.
"Jika jenazah korban tidak mengapung hari ini, mereka akan muncul dalam beberapa hari ke depan, begitu pada dasarnya," imbuhnya.
(nvc/ita)