Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan negaranya akan mengambil respons keras secara militer jika posisi agresif negara-negara Barat terus berlanjut di perbatasan Ukraina. Ditegaskan Putin bahwa Rusia tidak memiliki ruang untuk mundur dalam ketegangan baru dengan Amerika Serikat (AS) terkait Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (22/12/2021), penegasan itu disampaikan Putin saat berbicara di hadapan pejabat militer saat Rusia menuntut jawaban mendesak AS dan NATO terkait proposal soal jaminan keamanan dari Barat yang diajukan pekan lalu.
"Apa yang dilakukan AS di Ukraina adalah berada di depan pintu kita... Dan mereka seharusnya memahami bahwa kita tidak memiliki ruang untuk mundur. Apakah mereka pikir kita hanya akan menonton dalam diam?" ucap Putin pada Selasa (21/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika posisi agresif kolega-kolega Barat kita terus berlanjut, kita akan mengambil langkah respons teknis-militer dan memberikan reaksi keras terhadap langkah-langkah yang tidak bersahabat," tegas Putin.
Putin tidak menjelaskan lebih lanjut soal langkah dan respons yang mungkin diambil Rusia.
Namun kalimat yang digunakannya mirip dengan pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, yang sebelumnya memperingatkan bahwa Rusia akan mengerahkan rudal-rudal nuklir jarak menengah ke Eropa, untuk menanggapi hal yang sama yang diduga tengah direncanakan NATO.
Rusia telah membantah tuduhan yang dilontarkan Ukraina dan AS soal militernya mempersiapkan invasi ke Ukraina, yang diprediksi paling cepat bulan depan, dengan puluhan ribu tentara Rusia telah dikerahkan ke dekat perbatasan.
Pada Jumat (17/12) lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menyatakan dirinya siap bertemu Rusia untuk melakukan 'pembicaraan langsung, tete-a-tete (pembicaraan empat mata), kami tidak keberatan dalam format apapun'. Namun Rusia berulang kali menyatakan tidak ada gunanya pertemuan semacam itu tanpa agenda yang jelas.
Sementara itu, diplomat top AS untuk Eropa, Karen Donfried, menuturkan bahwa AS akan terus mengirimkan perlengkapan militer dan pasokan ke Ukraina dalam beberapa pekan bahkan beberapa bulan ke depan -- hal yang jelas dibenci oleh Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, secara terpisah menduga lebih dari 120 kontraktor militer swasta AS kini aktif di wilayah Ukraina bagian timur, di mana tentara Ukraina bertempur melawan kelompok separatis pro-Rusia sejak tahun 2014.
Shoigu tidak memberikan bukti untuk klaimnya tersebut. Juru bicara Pentagon, John Kirby, menyebut klaim itu 'salah sepenuhnya'.