Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pihaknya menerima tuduhan kredibel soal lebih dari 100 pembunuhan di luar hukum yang terjadi di wilayah Afghanistan sejak kelompok Taliban berkuasa pada Agustus lalu. Sebagian besar pembunuhan itu dilaporkan dilakukan oleh Taliban.
Seperti dilansir AFP, Selasa (14/12/2021), Wakil Kepala HAM PBB, Nada Al-Nashif, menuturkan dirinya sangat khawatir dengan terus berlanjutnya laporan soal pembunuhan semacam itu, meskipun ada amnesti umum yang diumumkan Taliban setelah 15 Agustus lalu.
"Antara Agustus dan November, kami menerima tuduhan-tuduhan kredibel soal lebih dari 100 pembunuhan mantan tentara keamanan nasional Afghanistan dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan pemerintah sebelumnya," sebut Al-Nashif kepada Dewan HAM PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setidaknya 72 dari pembunuhan ini, dikaitkan dengan Taliban," ungkapnya.
"Dalam beberapa kasus, mayatnya dipamerkan di depan umum. Hal ini telah memicu ketakutan di tengah-tengah populasi yang cukup besar," imbuh Al-Nashif.
Laporan soal situasi HAM di Afghanistan itu disampaikan setelah Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya mengecam keras Taliban menyusul laporan Human Rights Watch (HRW) pada awal bulan ini yang mencatat adanya 47 eksekusi mati di Afghanistan.
Disebutkan laporan tersebut bahwa mereka yang dibunuh termasuk mantan anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan, para personel militer, kepolisian dan agen-agen intelijen 'yang menyerah atau ditangkap oleh pasukan Taliban' mulai dari pertengahan Agustus hingga Oktober.
Dalam tanggapannya, juru bicara Taliban, Qari Sayed Khosti, dengan tegas menolak laporan itu dan klaim-klaim lainnya soal pembunuhan di luar hukum. Dia menyebut laporan itu 'tidak didasarkan pada bukti-bukti'.
Disebutkan juga oleh Sayed Khosti bahwa ada beberapa kasus mantan anggota Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan yang dibunuh, namun itu 'karena persaingan dan permusuhan pribadi'.