Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss menyatakan bahwa negara-negara Barat dan sekutunya perlu bersatu melawan otoritarianisme. Hal itu disampaikannya pada hari Sabtu (11/12), saat dia menjadi tuan rumah pertemuan para menlu G7 yang membahas keprihatinan tentang ancaman dari Rusia dan China.
Pertemuan dua hari para menteri luar negeri dari negara-negara terkaya di dunia tersebut digelar di Liverpool, Inggris barat laut. Ini merupakan pertemuan tatap muka terakhir dari kepresidenan G7 Inggris selama setahun, sebelum menyerahkan tongkat estafet ke Jerman.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (11/12/2021), peningkatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina menjadi agenda utama, di samping pembicaraan tentang menghadapi China, membatasi ambisi nuklir Iran dan mengatasi krisis di Myanmar yang dikuasai militer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus bersatu dengan kuat untuk melawan agresor yang berusaha membatasi batas-batas kebebasan dan demokrasi," kata Truss saat dia secara resmi membuka pertemuan tersebut, tanpa menyebut negara-negara tertentu.
"Untuk melakukan ini, kita perlu memiliki suara yang sepenuhnya bersatu. Kita perlu memperluas postur ekonomi dan keamanan kita di seluruh dunia," imbuhnya.
Para menteri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan bergabung dengan KTT G7 tersebut untuk pertama kalinya pada hari Minggu (12/12) besok, dalam sesi yang ditujukan untuk pembicaraan luas tentang berbagai masalah termasuk vaksin COVID-19, keuangan, dan kesetaraan gender.
Korea Selatan, Australia, Afrika Selatan, dan India juga akan berpartisipasi sebagai "tamu" G7 yang dipilih Inggris, dengan banyak peserta mengambil bagian secara virtual karena pandemi dan munculnya varian Omicron.
Simak Video 'Inggris-Kanada Ikuti Langkah AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing':