Penularan virus Corona (COVID-19) di Korea Selatan (Korsel) kembali meningkat. Sudah tiga hari berturut-turut, negara ini mencatat lonjakan melampaui 7.000 kasus Corona setiap harinya.
Seperti dilansir Associated Press dan Yonhap News Agency, Jumat (10/12/2021), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 7.022 kasus Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir, atau sepanjang Kamis (9/12) waktu setempat.
Angka itu tercatat sebagai lonjakan tertinggi ketiga, setelah rekor tertinggi tercatat pada Rabu (8/12) waktu setempat saat Korsel melaporkan 7.174 kasus Corona dalam sehari. Rekor tertinggi kedua tercatat pada Selasa (7/12) waktu setempat dengan 7.102 kasus terdeteksi dalam sehari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan lonjakan itu, maka menurut data terbaru KDCA, total 503.606 kasus Corona kini terkonfirmasi di Korsel.
Dari 7.022 kasus yang terdeteksi dalam sehari, sekitar 5.300 kasus di antaranya berasal dari wilayah ibu kota Seoul dan area metropolitan sekitarnya.
KDCA juga melaporkan tambahan 53 kematian akibat Corona dalam sehari. Dengan demikian, total 4.130 orang meninggal dunia akibat Corona di berbagai wilayah Korsel.
Lonjakan kasus itu semakin membebani rumah sakit dan mengancam target negara ini mengatasi pandemi tanpa lockdown. Perdana Menteri (PM) Kim Boo-kyum dalam rapat membawa pandemi Corona menyatakan Korsel akan terpaksa mengambil langkah-langkah 'luar biasa' jika penularan virus tidak juga melambat.
Simak video 'WHO Ingatkan Penimbunan Vaksin Bakal Perpanjang Pandemi Covid-19':
Pemerintah menerbitkan perintah administratif yang mewajibkan rumah sakit di berbagai wilayah negara itu untuk menyediakan 2.000 tempat tidur tambahan untuk perawatan COVID-19.
PM Kim menyatakan bahwa pemerintah juga akan mempercepat pemberian suntikan booster dengan memperpendek interval antara dosis kedua dan dosis ketiga, dari yang tadinya 4-5 bulan menjadi hanya 3 bulan mulai pekan depan.
Sejauh ini sekitar 41,5 juta orang, atau 81 persen dari total 51 juta jiwa populasi Korsel, telah divaksinasi Corona sepenuhnya. Namun, baru sekitar 10 persen yang telah menerima suntikan booster.
Otoritas Korsel telah memperketat pembatasan Corona mulai pekan ini, dengan melarang perkumpulan sosial untuk diikuti 7 orang atau lebih di area Seoul dan sekitarnya. Kemudian setiap warga dewasa juga wajib memverifikasi status vaksinasi saat memasuki restoran atau tempat umum indoor.
Namun PM Kim menyebut langkah semacam itu belum berdampak pada memperlambat penularan Corona.
"Jika menjadi jelas bahwa kita tidak berhasil dalam membalikkan situasi krisis ini dalam beberapa hari ke depan, pemerintah tidak memiliki pilihan lainnya selain mengerahkan langkah anti-virus luar biasa, termasuk social distancing yang kuat," cetus PM Kim yang menjadi orang nomor dua di Korsel setelah Presiden Moon Jae-in.
Selain menghadapi lonjakan kasus, Korsel juga berjuang menangkal varian Omicron meluas di wilayahnya. Negara ini memperketat perbatasan sejak mengidentifikasi kasus pertama varian Omicron pekan lalu, yang terkait kedatangan internasional dari Nigeria.
Otoritas kesehatan Korsel mengonfirmasi total 63 kasus varian Omicron di Korsel, setelah mendeteksi tiga tambahan kasus pada Jumat (10/12) waktu setempat.