Wartawan Tewas Ditembak di Kepala, Pernah Liput Perang Narkoba Duterte

Wartawan Tewas Ditembak di Kepala, Pernah Liput Perang Narkoba Duterte

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 09 Des 2021 12:29 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Ilustrasi (dok. Thinkstock)
Manila -

Seorang wartawan Filipina meninggal dunia setelah ditembak oleh sejumlah penyerang tak dikenal. Penembakan ini dilaporkan terjadi di dalam toko yang terletak di dekat rumah sang wartawan.

Seperti dilansir AFP, Kamis (9/12/2021), pernyataan Persatuan Nasional Jurnalis Filipina (NUJP) via Facebook menyebut wartawan bernama Jesus Malabanan itu tewas dibunuh di kota Calbayog, Provinsi Samar, pada Rabu (8/12) waktu setempat.

Laporan media lokal Filipina, Inquirer.net, yang mengutip istri Malabanan, Mila, menyebut penembakan terjadi di dalam toko milik mereka di Calbayog, Samar bagian Barat pada pukul 18.00 waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang istri menuturkan via telepon kepada Inquirer.net bahwa Malabanan tewas seketika akibat luka tembak di bagian kepala.

"Kami sedang menonton televisi ketika terdengar suara tembakan dari jarak dekat. Saya tidak melihat pria bersenjata itu karena sudah gelap," tutur Mila.

ADVERTISEMENT

Motif di balik penembakan ini tidak diketahui secara jelas. Para pelaku yang menewaskan Malabanan juga masih misterius. Kepolisian Calbayog menolak untuk memberikan informasi detail terkait pembunuhan Malabanan ini saat dihubungi AFP.

Malabanan merupakan reporter pertahanan hingga tahun 1990-an dan menjadi koresponden untuk media lokal Manila Standard di wilwyah Luzon Tengah. Surat kabar Manila Standard mengonfirmasi kematian Malabanan dalam pernyataan kepada AFP.

Simak juga 'Presiden Filipina Duterte Daftar Jadi Anggota Senat 2022':

[Gambas:Video 20detik]



Diketahui juga bahwa Malabanan bekerja sebagai stringer untuk media internasional terkemuka, Reuters. Dalam pernyataan terpisah, Reuters menyatakan pihaknya 'sangat sedih' mengetahui meninggalnya Malabanan.

Disebutkan Reuters bahwa Malabanan terlibat dalam liputan soal perang narkoba di Filipina yang digaungkan Presiden Rodrigo Duterte. Liputan itu meraih Pulitzer Prize tahun 2018. Seorang wartawan lainnya, Many Mogato, yang juga bekerja untuk Reuters mengungkapkan bahwa Malabanan pernah mendapatkan ancaman pembunuhan.

"Jess (nama panggilan Malabanan) banyak membantu Reuters dalam kisah perang narkoba yang memenangkan Pulitzer tahun 2018. Reuters membantunya bersembunyi selama berbulan-bulan di Samar ketika dia diancam di San Fernando, Pampanga," tulis Mogato via Facebook seperti dilansir Rapper.com.

NUJP Provinsi Pampanga dalam pernyataannya mengecam keras kematian Malabanan sebagai 'pembunuhan tidak masuk akal'. Sedangkan Pampanga Press Club mendorong Kepolisian Nasional Filipina untuk mencari pembunuh Malabanan dan menjebloskan mereka ke penjara.

Kematian Malabanan terjadi kurang dari dua bulan setelah seorang wartawan Filipina lainnya, Orlando Dinoy, ditembak mati di dalam apartemennya di Davao del Sur. NUJP saat itu menyebut Dinoy sebagai wartawan ke-21 yang tewas dibunuh sejak Duterte menjabat tahun 2016.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads