Otoritas kesehatan Denmark mengatakan hari Minggu (5/12) waktu setempat, bahwa negara itu telah melihat lonjakan "mengkhawatirkan" kasus infeksi varian baru COVID-19, Omicron menjadi 183 kasus.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (6/12/2021), jumlah tersebut mewakili tiga kali lipat kasus varian Omicron yang dikonfirmasi dalam 48 jam, dari 18 kasus yang dikonfirmasi dan 42 kasus suspek pada hari Jumat (3/12) lalu, menurut data dari lembaga kesehatan masyarakat Denmark, SSI.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sebelumnya hanya menghitung 182 kasus di seluruh Uni Eropa, ditambah Norwegia dan Islandia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denmark adalah salah satu negara paling maju di Eropa dalam pengurutan varian-varian Corona.
Denmark sering kali mendeteksi lebih banyak kasus dengan lebih cepat daripada negara-negara tetangganya.
Kepala SSI mengatakan peningkatan kasus Omicron tersebut "mengkhawatirkan". Dikatakannya, "sekarang ada rantai infeksi di mana varian Omicron ditemukan pada orang yang belum bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dengan pelancong".
Juga pada hari Minggu (5/12) waktu setempat, ECDC mengatakan Omicron telah dilaporkan di 17 negara di wilayahnya.
"Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara di Afrika, dengan beberapa mengambil penerbangan lanjutan di lokasi lain antara Afrika dan Eropa," kata ECDC di situs webnya sebelum pengumuman Denmark tersebut.
Namun demikian, "beberapa negara UE/EEA (Belgia, Jerman, Spanyol) mendeteksi kasus tanpa hubungan epidemiologis ke daerah di mana transmisi komunitas varian Omicron didokumentasikan atau diduga," tambah ECDC.
"Ini menunjukkan bahwa penularan komunitas yang tidak terdeteksi dapat berlangsung di negara-negara ini," kata ECDC.