Taliban Terus Desak AS Cairkan Dana yang Dibekukan

Taliban Terus Desak AS Cairkan Dana yang Dibekukan

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 01 Des 2021 15:10 WIB
Taliban fighters block roads after an explosion Tuesday, Nov. 2, 2021. An explosion went off Tuesday at the entrance of a military hospital in Kabul, killing severa; people and wounding over a dozen, health officials said.(AP Photo/Ahmad Halabisaz)
Taliban mendesak AS cairkan dana yang dibekukan (Foto: AP Photo/Ahmad Halabisaz)
Jakarta -

Taliban kembali mendesak Amerika Serikat untuk mencairkan miliaran dolar dana yang dibekukan, seiring negara yang bergantung pada bantuan internasional itu tengah bergulat dengan krisis ekonomi.

Dalam pertemuan dengan delegasi AS di Doha, Qatar, penguasa baru Afghanistan itu juga mendesak diakhirinya sanksi-sanksi dan daftar hitam. Pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi dan Tom West, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan.

Itu adalah putaran kedua pembicaraan antara kedua pihak di Qatar, sejak AS mengakhiri pendudukannya selama 20 tahun di Afghanistan dan kembali berkuasanya Taliban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua delegasi membahas masalah politik, ekonomi, manusia, kesehatan, pendidikan dan keamanan serta menyediakan fasilitas perbankan dan uang tunai yang diperlukan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi dalam cuitan di Twitter.

"Delegasi Afghanistan meyakinkan pihak keamanan AS dan mendesak agar dana Afghanistan yang dibekukan harus dikeluarkan tanpa syarat, daftar hitam dan sanksi harus diakhiri dan masalah kemanusiaan dipisahkan dari masalah politik," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Washington telah menyita hampir US$ 9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga menangguhkan kegiatan di Afghanistan, menahan bantuan serta US$ 340 juta dalam dana cadangan baru yang dikeluarkan oleh IMF pada Agustus lalu.

Pemimpin pemerintah Taliban, Mullah Mohammad Hassan Akhund termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran sanksi AS. Pihak AS tetap mempertahankan langkah-langkah tersebut.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa sanksi AS tidak membatasi kemampuan warga sipil Afghanistan untuk menerima dukungan kemanusiaan dari pemerintah AS dan komunitas internasional, sambil menolak aset-aset untuk entitas dan individu yang terkena sanksi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price dalam sebuah pernyataan.

"Departemen Keuangan telah mengeluarkan izin umum untuk mendukung aliran bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan kepada rakyat Afghanistan dan kegiatan lain yang mendukung kebutuhan dasar manusia," imbuhnya.

Dalam pertemuan di Doha, AS juga mendesak Taliban untuk menyediakan akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di seluruh negeri dan "menyatakan keprihatinan mendalam mengenai tuduhan pelanggaran hak asasi manusia".

AS juga mengingatkan Taliban akan komitmennya untuk tidak mengizinkan organisasi teroris beroperasi di wilayahnya, dan untuk menjamin perjalanan yang aman bagi warga AS dari Afghanistan.

Amerika juga menyerukan pembebasan warga negara AS, Mark Frerichs, yang diculik di Afghanistan pada Februari tahun lalu.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads