Pemerintah Pakistan telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak para menteri luar negeri dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang membayangi di Afghanistan. Pertemuan tersebut akan digelar bulan depan.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah berulang kali memperingatkan bahwa Afghanistan berada di ambang krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengatakan bahwa OKI "harus turun tangan untuk membantu saudara-saudara kita di Afghanistan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus meningkatkan upaya kolektif kita untuk meringankan kebutuhan kemanusiaan rakyat Afghanistan," katanya dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (30/11/2021).
Tawaran Pakistan tersebut datang setelah permintaan dari Arab Saudi, yang saat ini memimpin kelompok beranggotakan 57 negara itu.
Pertemuan ini kemungkinan akan menjadi pertemuan internasional terbesar tentang Afghanistan sejak kembalinya Taliban menjadi penguasa negeri itu.
Setelah Taliban merebut kekuasaan setelah penarikan mundur pasukan Amerika Serikat pada Agustus, lebih dari separuh wilayah negara itu menghadapi kekurangan pangan "akut".
Prospek musim dingin yang panjang meningkatkan momok kelaparan massal dan migrasi.
Tonton juga Video: Taliban Klaim Akan Perluas Fasilitas Pendidikan untuk Wanita Afghanistan
Pada Senin (29/11) waktu setempat, Badan Program Pangan Dunia PBB (WFP) mendistribusikan uang tunai di Kabul, ibu kota Afghanistan kepada sekitar 3.000 keluarga yang terkena dampak parah krisis kemanusiaan yang terjadi di negara itu sejak Taliban merebut kekuasaan.
Sebelumnya, badan-badan bantuan global telah memperingatkan bahwa lebih dari setengah dari 38 juta penduduk Afghanistan diperkirakan akan menghadapi kelaparan musim dingin ini, seiring negara itu bergulat dengan ekonomi yang memburuk menyusul kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
WFP membagikan uang sebesar 7.000 afghani (US$ 74) kepada setiap keluarga.
Azimullah Fazlyar, yang membantu mendistribusikan uang itu, mengatakan sekitar 50.000 hingga 60.000 keluarga membutuhkan dukungan di Kabul, dan program tersebut telah mengidentifikasi 3.000 keluarga yang terkena dampak paling parah.
"Mereka dapat menggunakan uang itu di musim dingin untuk membeli kayu atau apa pun yang mereka butuhkan," katanya.