Puluhan orang kembali ditangkap di Belanda usai kerusuhan yang mewarnai aksi demo menentang tindakan pembatasan terkait COVID-19.
Polisi Belanda mengatakan pada Selasa (23/11) bahwa mereka telah menangkap setidaknya 21 orang selama malam keempat kerusuhan pada Senin (22/11), meskipun kini situasinya telah tenang.
Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte telah mengecam "kekerasan murni" selama berhari-hari itu yang disebutnya dilakukan oleh para "idiot". Dia memperingatkan bahwa lebih banyak pembatasan COVID-19 akan terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (23/11/2021), kelompok-kelompok kecil demonstran membuat onar di Zwolle, Groningen dan Roosendaal pada Senin (22/11) malam waktu setempat, meskipun tidak dalam skala kekerasan yang mengguncang kota-kota besar pada akhir pekan lalu.
Polisi di kota Zwolle menangkap 13 orang setelah menyatakan keadaan darurat untuk mencegah apa yang mereka katakan sebagai kerusuhan yang direncanakan.
Media RTL melaporkan bahwa mereka ditahan karena berbagai pelanggaran termasuk kepemilikan kembang api, tidak mematuhi perintah polisi dan tidak memiliki identitas.
Kantor berita ANP melaporkan bahwa delapan orang ditangkap di kota Roosendaal, termasuk tiga orang karena melakukan aksi pembakaran.
Simak Video: Kala PM Belanda Sebut Demonstran di Rotterdam Sebagai Idiot
Polisi juga turun tangan untuk membubarkan geng-geng pemuda di Groningen pada Senin kemarin, sehari setelah aksi demo ricuh di kota tersebut.
Lebih dari 150 orang kini telah ditangkap di seluruh negeri selama aksi-aksi protes terhadap tindakan pembatasan virus Corona yang mulai berlaku pada 13 November.
Kekerasan dimulai di kota pelabuhan Rotterdam pada hari Jumat (19/11) ketika empat orang tertembak setelah polisi melepaskan tembakan selama bentrokan sengit dengan para perusuh yang melempar batu.
Keesokan harinya, para demonstran turun ke jalan-jalan di kota Den Haag pada hari Sabtu (20/11). Mereka melempari polisi dengan kembang api dan membakar sepeda. Lima polisi terluka dalam insiden itu.
PM Rutte mengatakan pada hari Senin kemarin bahwa dia memahami "ketegangan dalam masyarakat" ketika pandemi berlanjut. "Tapi saya tidak akan pernah terima bahwa orang-orang idiot menggunakan kekerasan murni," cetusnya.
Pemerintah Rutte telah memperingatkan bahwa tindakan lebih lanjut mungkin dilakukan, jika tidak ada tanda-tanda penurunan kasus dari pembatasan saat ini, di mana bar, kafe, restoran, dan supermarket tutup lebih awal dan orang-orang diinstruksikan untuk bekerja dari rumah.