Pemimpin Gereja Filipina Ancam 'Kutukan Abadi' Jika Korban Tolak Hubungan Seks

Pemimpin Gereja Filipina Ancam 'Kutukan Abadi' Jika Korban Tolak Hubungan Seks

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 21 Nov 2021 15:24 WIB
FILE - FBI agents cover a fence on the grounds of the Kingdom of Jesus Christ Church in the Van Nuys section of Los Angeles on Jan. 29, 2020. Apollo Carreon Quiboloy, the leader of the Philippines-based church was charged with having sex with women and underage girls who faced threats of abuse and β€œeternal damnation” unless they catered to the self-proclaimed β€œson of God,
Foto: Gereja KOJC yang dipimpin Apollo Carreon Quiboloy yang menjadi terdakwa perdagngan seks di AS ( AP Photo/Richard Vogel,File)
Los Angeles -

Pemimpin gereja di Filipina didakwa atas kasus perdagangan seks anak-anak di bawah umur dan wanita muda. Sang pemimpin gereja disebut mengancam para korbannya dengan ancaman 'kutukan abadi' jika tidak mau diajak berhubungan seks.

Seperti dilansir Associated Press dan AFP, Jumat (19/11/2021), dakwaan itu dijeratkan oleh Departemen Kehakiman AS karena tindak kejahatan terjadi di wilayah AS. Apollo Carreon Quiboloy dan dua pengurus gereja bernama Kingdom of Jesus Christ (KOJC) itu dijerat dakwaan perdagangan seks anak dan wanita muda, yang berusia antara 12 tahun hingga 25 tahun. Disebutkan bahwa korban dipekerjakan sebagai asisten pribadi untuk Quiboloy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Quiboloy dan dua pejabat gereja ini disebut bersama sembilan orang lainnya dalam dakwaan yang isinya diungkap ke publik pada Kamis (18/11) waktu setempat. Dakwaan itu menyebut tiga pejabat gereja KOJC yang berbasis di Los Angeles dan seorang pengurus gereja di Hawaii.

ADVERTISEMENT

Quiboloy yang berusia 71 tahun diketahui merupakan kepala gereja KOJC yang didirikan sejak tahun 1985 silam. Gereja ini mengklaim memiliki 6 juta jemaat yang tersebar di sebanyak 200 negara. Di AS, gereja ini memiliki kantor pusat di area Van Nuys, Los Angeles.

Gereja ini disebut mendukung pencalonan Rodrigo Duterte sebagai Presiden Filipina tahun 2016 lalu. Quiboloy bahkan disebut sebagai teman dekat Duterte. Diketahui bahwa Duterte menggunakan radio dan program televisi gereja itu untuk menyampaikan pandangannya saat dia masih menjabat Wali Kota Davao.

Sosok Quiboloy yang mengklaim dirinya sebagai 'anak Tuhan yang ditunjuk' dan tahun 2019 lalu sempat mengklaim dirinya menghentikan gempa bumi besar mengguncang Filipina.

Simak juga 'Putri Duterte Usai Daftar Jadi Cawapres: Panggilan Melayani Negara!':

[Gambas:Video 20detik]



Ancaman Kutukan Abadi

Dakwaan yang dijeratkan jaksa federal AS itu mencakup beragam dakwaan, mulai dari konspirasi, perdagangan seks anak, perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan dan pemaksaan, kemudian juga penipuan pernikahan, pencucian uang, penyelundupan uang dan penipuan visa.

"Para korban mempersiapkan makanan Quiboloy, membersihkan kediamannya, memberikan pijatan dan diminta berhubungan seks dengan Quiboloy dalam apa yang disebut para pastoral (sebutan korban yang bekerja untuk Quiboloy-red) sebagai 'tugas malam'," sebut Departemen Kehakiman AS dalam keterangannya.

"Terdakwa Quiboloy dan pengurus KOJC lainnya memaksa para pastoral (korban-red) melakukan 'tugas malam' -- yaitu seks -- dengan terdakwa Quiboloy, dengan ancaman kekerasan fisik dan verbal dan kutukan abadi," imbuh Departemen Kehakiman AS.

Dakwaan jaksa federal AS menyebut skema perdagangan seks ini berlangsung selama setidaknya 16 tahun hingga tahun 2018.

Quiboloy dan terdakwa lainnya juga dituduh membawa para anggota gereja ke AS dengan visa pelajar yang diperoleh melalui penipuan atau pernikahan rekayasa. Mereka yang dibawa ke AS dipekerjakan untuk mendapatkan sumbangan bagi yayasan gereja yang berbasis di Glendale, Los Angeles.

Uang yang disalurkan untuk yayasan gereja bernama Children's Joy Foundation USA itu seharusnya bermanfaat bagi anak-anak miskin di Filipina. Namun menurut jaksa federal AS, uang itu disalurkan untuk membiaya operasi gereja dan mendanai gaya hidup mewah Quiboloy juga pengurus gereja lainnya.

Menurut dokumen yang diajukan FBI untuk dakwaan sebelumnya, setidaknya US$ 20 juta dikirimkan ke kantor pusat gereja KOJC di Filipina antara tahun 2014 hingga tahun 2019.

Tiga dari sembilan terdakwa dalam dakwaan AS itu telah ditangkap pada Kamis (18/11) waktu setempat. Namun Quiboloy yang diketahui memiliki kediaman di Hawaii, Las Vegas, dan pinggiran Los Angeles, diyakini kini berada di kota Davao, Filipina, bersama dua terdakwa lainnya.

Halaman 3 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads