3 Alasan Singapura Longgarkan Pembatasan Corona Mulai Besok

3 Alasan Singapura Longgarkan Pembatasan Corona Mulai Besok

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 21 Nov 2021 11:55 WIB
Singapore, Singapore - December 22, 2013: The Merlion fountain lit up at night in Singapore.
Foto: Ilustrasi Singapura (Getty Images/Vincent_St_Thomas)
Singapura -

Pemerintah Singapura mulai melonggarkan pembatasan COVID-19 pekan depan. Pelonggaran ini dilatarbelakangi oleh sejumlah alasan.

Dilansir dari Straits Times, Minggu (21/11/2021) Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengungkap poin-poin terkait pelonggaran ini pada hari Sabtu (20/11) waktu setempat. Dia berbicara pada konferensi pers gugus tugas multi-kementerian yang menangani pandemi di negara itu. Dia mengumumkan bahwa pembatasan akan dilonggarkan.

Ong pertama kali mencatat bahwa jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di Singapura, dengan sebagian besar dari mereka dalam program pemulihan di rumah, telah menurun dalam beberapa pekan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jumlah pasien yang dirawat turun

Angka pasien yang dirawat ini tetap konsisten di atas 20.000 sepanjang Oktober dan memuncak pada 26.386 pada 29 Oktober. Angka ini kemudian turun sejak di bawah 20.000 pada 7 November hingga sekarang, sedikit di atas 15.000.

ADVERTISEMENT

Ong mengungkap bahwa sekitar 3.000 pasien, juga sebagian besar dalam pemulihan di rumah, terus dipulangkan setiap hari.

2. Jumlah rata-rata orang yang terinfeksi

Kedua, nilai reproduksi, atau R, telah bertahan di sekitar 0,9 banding satu meskipun ada peningkatan. R adalah perkiraan rata-rata jumlah orang yang dapat terinfeksi oleh satu pasien positif COVID-19.

"Semakin banyak orang yang keluar untuk bersosialisasi dan mereka keluar dan berkeliling," kata Ong.

"Ini pertanda baik. Artinya, lebih banyak aktivitas manusia tidak mendorong penularan dan rawat inap. Artinya adalah masyarakat kita menjadi lebih tahan terhadap virus," tuturnya.

Simak juga 'Ikuti Langkah WHO, Singapura Siapkan Vaksinasi untuk 5 Tahun ke Atas':

[Gambas:Video 20detik]



3. Jumlah pasien dengan kondisi parah turun

Faktor ketiga yang melatarbelakangi pelonggaran ini adalah jumlah pasien dengan kondisi parah menurun. Di puncak lonjakan kasus Singapura saat ini - yang terburuk sejak awal pandemi, meskipun jumlahnya telah berkurang baru-baru ini - jumlah rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan suplementasi oksigen atau perhatian unit perawatan intensif (ICU) adalah sekitar 420. Jumlah ini kemudian turun menjadi sekitar 370.

Dari Agustus hingga Oktober, jumlah pasien yang jatuh sakit parah, membutuhkan perawatan ICU atau sekarat juga turun dari 12 per 1.000 orang yang terinfeksi menjadi lima per 1.000.

"Jika kita melacak di luar Oktober untuk mendapatkan angka di bulan November, saya pikir sangat mungkin angkanya bahkan di bawah lima. Ini signifikan. Ini berarti bahwa setiap kali Anda mendapatkan 1.000 orang terinfeksi, Anda sekarang dapat mengandalkan fakta bahwa lebih sedikit jumlah yang akan jatuh sakit parah, membutuhkan perawatan ICU atau meninggal dibandingkan dengan, katakanlah, pada bulan Agustus atau September," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa peningkatan jumlah booster vaksin telah berkontribusi terhadap hal ini. Suntikan booster membantu manula agar tidak jatuh sakit parah bahkan jika terinfeksi.

"Lebih penting lagi... lebih sedikit manula yang tidak divaksinasi sekarang terinfeksi," tambah Ong.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads