Sejumlah negara-negara di Eropa kembali dihantam lonjakan virus Corona. Salah satunya yang mengalami lonjakan Corona yakni Belanda.
Tak tanggung-tanggung, kondisi mengerikan ini bahkan membuat Pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk menerapkan kebijakan lockdown sebagian. Lockdown sebagian ini yang pertama di Eropa Barat sejak musim panas lalu.
Dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Jumat (12/11), media penyiaran Belanda, NOS yang mengutip sumber-sumber pemerintah, melaporkan tempat-tempat publik seperti bar, restoran hingga toko non-esensial hanya dapat beroperasi sampai waktu tertentu. Kebijakan lockdown ini sudah mulai berlaku sejak Sabtu (13/11) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan kasus baru COVID-19 di Belanda terjadi setelah kebijakan pembatasan sosial dilonggarkan pada akhir September 2021. Bahkan lonjakan itu sempat mencapai rekor sebanyak 16.300 kasus dalam sehari pada Kamis (11/11) yang lalu.
Lockdown Sebagian Hingga 3 Minggu ke Depan
PM Belanda, Rutte mengumumkan setidaknya negara tersebut bakal mennerapkan pembetasan di restoran, toko, dan acara olahraga selama tiga minggu. Dia menyebut lockdown parsial atau sebagian ini dilakukan untuk mengendalikan rekor lonjakan kasus COVID-19 di negara tersebut.
"Krisis ini membutuhkan pukulan keras selama beberapa minggu karena virus ada di mana-mana, di seluruh negeri, di semua sektor dan segala usia," kata Rutte pada konferensi pers di televisi nasional pada Jumat (12/11) waktu setempat.
"Untungnya, sebagian besar telah divaksinasi, jika tidak, penderitaan di rumah sakit tidak akan terhitung saat ini," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan video 'Austria Isolasi Orang Tak Divaksin, Belanda Lockdown Parsial':
Dalam aturan lockdown parsial ini, bar, restoran, kafe, dan supermarket harus tutup pada pukul 20:00 selama tiga minggu ke depan mulai Sabtu (13/11) ini, sementara toko-toko yang tidak penting harus tutup pada pukul 18:00.
Orang-orang akan dibatasi untuk hanya bisa menerima empat pengunjung di rumah dan telah disarankan untuk bekerja di rumah kecuali benar-benar diperlukan.
Acara publik akan dibatalkan sementara pertandingan sepak bola termasuk kualifikasi Piala Dunia antara tuan rumah Belanda dengan Norwegia minggu depan harus dimainkan secara tertutup.
Rumah Sakit Belanda Banjir Pasien COVID-19
Melonjaknya kasus COVID-19 ternyata langsung berdampak pada rumah sakit-rumah sakit di Belanda. Kepala asosiasi rumah sakit negara itu bahkan mengingatkan bahwa yang terburuk masih mungkin terjadi.
Jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit Belanda meningkat menjadi sekitar 2.000 orang pada hari Senin (15/11) waktu setempat, termasuk hampir 400 orang dalam perawatan intensif (ICU), yang merupakan level tertinggi sejak Mei.
Dengan hampir 250 pasien baru setiap hari, rumah sakit akan melewati puncak musim dingin lalu yakni sekitar 2.800 pasien COVID-19 dalam waktu kurang dari seminggu. Demikian disampaikan kepala asosiasi rumah sakit Belanda, LNAZ, Ernst Kuipers kepada para anggota parlemen.
"Kita belum melihat puncaknya, jumlahnya akan terus meningkat," kata Kuipers seperti dikutip kantor berita Reuters, Selasa (16/11/2021).
Saat ini bahkan rumah sakit rumah sakit di seluruh Belanda telah mengurangi perawatan rutin selama berminggu-minggu. Para tenaga medis pun kini fokus menangani pasien COVID-19 yang mendesak.
Salah satu rumah sakit di provinsi terparah dihantam pandemi COVID-19, Limburg, Belanda Selatan, bahkan tidak lagi memiliki ruang staf. Hampir semua ruangan di rumah sakit itu digunakan untuk menangani lebih banyak pasien virus Corona.