Kerusuhan mengerikan terjadi di dalam penjara terbesar di Ekuador. Setidaknya puluhan orang narapidana tewas lantaran terlibat baku tembak antara geng narkoba di dalam penjara tersebut.
Seperti dilansir The Associated Press, Minggu (14/11), pihak berwenang menyatakan 68 orang narapidana tewas dan 25 lainnya luka-luka akibat insiden baku tembak di salah satu penjara di selatan kota pantai Guayaquil, Ekuador. Bentrokan antara geng narkoba yang disertai letusan tembakan itu terjadi pada Sabtu (13/11) waktu setempat.
Ternyata bentrokan di penjara tersebut bukan kali ini saja terjadi. Beberapa bulan lalu juga sempat terjadi pertumpahan darah di penjara Ekuador sampai menewaskan 119 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat Ekuador menyebut kekerasan antar geng penjara kali ini berkaitan dengan kartel narkoba internasional. Sejumlah video yang beredar di medsos bahkan menunjukkan tubuh narapidana yang dibakar hingga tergeletak di tanah dalam penjara.
"Penembakan berlangsung sekitar delapan jam, kemudian bentrokan baru dilaporkan terjadi di sebagian penjara pada sore hari," kata pejabat terkait.
Pada malam harinya, juru bicara Kepresidenan, Carlos Jijón, mengumumkan situasi di seluruh penjara sudah dapat dikendalikan. Dia memastikan kurang lebih 900 polisi telah mengendalikan situasi di penjara.
"Di awal bentrok, para narapidana mencoba untuk meledakkan tembok untuk masuk ke Paviliun 2 untuk melakukan pembantaian. Mereka juga membakar kasur-kasur untuk membuat lawan mereka terganggu dengan asap bakaran," kata Gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena.
"Kami memerangi peredaran narkoba," kata Arosemena. "Ini sangat sulit."
Menurut Komandan polisi, Jenderal Tanya Varela, saat pihaknya menerbangkan drone di Sabtu (13/11) pagi, terlihat para narapidana di tiga paviliun dipersenjatai dengan senjata dan bahan peledak. Pihak berwenang mengatakan bahwa senjata dan amunisi diselundupkan ke tahanan melalui kendaraan yang mengirimkan pasokan dan bahkan terkadang dengan drone.
Simak selengkapnya alasan bentrokan yang terjadi di penjara Ekuador di halaman berikutnya.
Kerusuhan Dipicu Rebutan Kekuasaan Geng Narkoba
Kerusuhan antara geng narkoba ini sebetulnya dimulai pada Jumat (12/11) sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Saat itu, para tahanan dari salah satu geng mencoba memasuki blok 2 penjara Litoral dimana geng Tiguerones, saingannya pasca pemimpinnya dibebaskan, berada.
Salah satu geng lainnya tersebut mencoba memanfaatkan pembebasan pimpinan geng Tiguerones untuk melancarkan serangan guna mencoba menghancurkan geng itu.
"Gangguan terbaru dipicu oleh kekosongan kekuasaan menyusul pembebasan seorang pemimpin geng," kata Gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena seperti dilansir kantor berita AFP dan Reuters, Minggu (14/11).
"Dalam situasi ini tidak ada pimpinan komplotan yang memiliki blok sel ini karena beberapa hari lalu napi itu dibebaskan," kata Arosemena. "Blok sel lain dengan kelompok lain ingin mengendalikan mereka, masuk ke dalam dan melakukan pembantaian total." lanjutnya.
Narapidana dari geng-geng yang bersaing di Ekuador saling bertarung dengan senjata, bahan peledak hingga pisau. Sedikitnya 68 orang tewas di dalam penjara.
Tentara-Polisi Dikerahkan Demi Amankan Penjara
Situasi 'perang' antar geng itu baru mulai mereda ketika ratusan kepolisian setempat memasuki wilayah penjara. Bahkan, tentara Ekuador juga dikabarkan dikerahkan untuk membanntu polisi mendirikan perimeter keamanan di sekitar penjara.
Pihak berwenang menyatakan telah berhasil mengamankan kembali penjara yang penuh sesak tersebut.
(maa/maa)