Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Qatar mencapai kesepakatan yang menunjuk Qatar untuk mewakili kepentingan diplomatik AS di Afghanistan. Kesepakatan ini dinilai menjadi sinyal penting untuk keterlibatan langsung antara AS dan Taliban di masa mendatang, setelah perang selama dua dekade.
Seperti dilansir Reuters, Senin (15/12/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, dan Menlu Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menandatangani perjanjian yang menjadikan Qatar sebagai 'kekuatan pelindung' AS di Afghanistan.
Penandatanganan itu dilakukan dalam sebuah seremoni di Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (12/11) waktu setempat, usai keduanya menggelar pembicaraan.
"Qatar akan mendirikan divisi kepentingan AS di dalam kedutaannya di Afghanistan untuk menyediakan layanan konsuler tertentu dan memantau kondisi dan keamanan fasilitas diplomatik AS di Afghanistan," sebut Blinken.
Langkah itu dinilai akan semakin memperkuat hubungan antara AS dengan Qatar, yang diketahui menjalin hubungan dekat dengan Taliban setelah menjadi lokasi kantor satu-satunya Taliban di luar Afghanistan. Qatar juga memainkan peran penting dalam pembicaraan yang berujung kesepakatan penarikan tentara AS dari Afghanistan.
Kesepakatan antara AS dan Qatar tercapai saat negara-negara Barat, termasuk AS, berjuang mencari cara untuk terlibat dengan Taiban yang kini berkuasa di Afghanistan.
AS dan negara-negara Barat lainnya menutup Kedutaan dan menarik pulang diplomat mereka saat Taliban menguasai Kabul, yang disusul oleh pengumuman pembentukan pemerintahan interim oleh Taliban dengan para anggotanya berada di bawah sanksi AS dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
(nvc/ita)