Mabuk-mabukan di Kasus Pemerkosaan Tentara Prancis di Istana Kepresidenan

Mabuk-mabukan di Kasus Pemerkosaan Tentara Prancis di Istana Kepresidenan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 15 Nov 2021 06:02 WIB
Prajurit perempuan mengaku diperkosa di Istana Presiden Prancis, Juli lalu. Begini suasana kemewahan di dalam istana tersebut.
Istana Kepresidenan Elysee, Paris (Foto: AP/Christophe Ena)
Jakarta -

Kasus pemerkosaan tentara wanita di Istana Kepresidenan Elysee, Paris bermula dari minum-minum alkohol dalam acara resepsi perpisahan seorang jenderal. Minum-minum para tentara dilakukan pasca Presiden Emmanuel Macron, yang juga hadir, sudah meninggalkan Elysee.

Informasi tersebut dilaporkan Harian Prancis, Liberation. Pelaku diduga pemerkosa diketahui merupakan sesama tentara.

"Kedua tentara itu adalah bagian dari kelompok yang terus minum setelah Macron meninggalkan resepsi sekitar pukul 10:00 malam, meskipun ada kewajiban menahan diri bagi pegawai negeri yang bekerja di Elysee," kata surat kabar itu, seperti dilansir AFP, Minggu (14/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku dan korban merupakan sesama rekan kerja kantor staf umum dengan keamanan tinggi di Istana Elysee, yang bertanggung jawab atas masalah sensitif pemerintah, yang kebanyakan bersifat rahasia atau sangat rahasia.

Selang beberapa jam usai acara, tentara wanita tersebut melaporkan dugaan pemerkosaan yang dialaminya ke kantor polisi terdekat.

ADVERTISEMENT

"Tentara wanita yang tidak disebutkan namanya itu langsung melaporkannya ke kantor polisi terdekat segera setelah pemerkosaan terjadi," demikian dilaporkan Liberation.

Penyelidikan Masih Berlangsung

Laporan dugaan pemerkosaan yang disampaikan tentara wanita itu ditanggapi cepat oleh kepolisian. Pelaku terduga 'pemerkosa' segera diamankan dan menjalani pemeriksaan polisi.

"Polisi menahan tentara yang dituduh, seorang perwira non-komisi, untuk diinterogasi sebelum pembebasannya, dan Menteri Pertahanan Florence Parly telah memerintahkan penyelidikan paralel yang dapat membawanya ke hadapan komite disiplin," demikian laporan Liberation.

Sumber peradilan mengkonfirmasi bahwa terduga pelaku pemerkosaan telah dinyatakan sebagai saksi pembantu usai diinterogasi oleh jaksa pada 12 Juli lalu. Dengan demikian saat ini pelaku masih belum didakwa secara resmi lantaran interogasi masih terus dilakukan.

Lihat juga video 'Kian Memanas! Prancis- Australia Saling Tuding soal SMS yang Bocor':

[Gambas:Video 20detik]



Komentar Kantor Kepresidenan

Seorang pejabat Kepresidenan Prancis mengatakan pihak kantor Kepresidenan tidak pernah mengomentari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung.

Namun, pejabat tersebut menambahkan bahwa segera setelah tindakan yang diduga menjadi perhatian pihak berwenang itu, "tindakan segera diambil", untuk mendukung korban. Sementara 'orang yang dituduh' ditugaskan menjauh dari Elysee.

"Kantor Kepresidenan akan menunggu penyelidikan yudisial sebelum memutuskan tindakan lebih lanjut," kata pejabat itu.

Diketahui Istana Elysee menugaskan sekitar 325 personel militer di sana, baik untuk kantor staf umum atau keamanan.

Usai laporan terkuat, Kejaksaan dan kantor Macron disebut seakan menyembunyikan tuduhan pemerkosaan yang terjadi di lingkungan Istana Elysee, ketika Prancis mulai lebih terbuka dengan serangan seksual dan kekerasan terhadap perempuan, dan lebih banyak korban berbicara setelah gerakan #MeToo.

Halaman 2 dari 2
(izt/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads