Amerika Serikat kembali memperingatkan China terkait tekanannya terhadap Taiwan. Hal ini disampaikan Departemen Luar Negeri AS jelang pertemuan puncak antara AS-China, Senin (15/11) mendatang.
"Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi dan menyatakan keprihatinan mengenai berlanjutnya tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi China terhadap Taiwan," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Minggu (14/11/2021).
Peringatan itu disampaikan jelang pertemuan puncak virtual antara Presiden Joe Biden dan Xi Jinping, Senin (15/11) malam waktu Washington.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat (12/11) lalu, Blinken dan Wang berbicara untuk membahas persiapan KTT. Dilaporkan bahwa AS "mendesak Beijing untuk terlibat dalam dialog yang berarti untuk menyelesaikan masalah lintas-Selat secara damai dan dengan cara yang konsisten dengan keinginan dan kepentingan terbaik rakyat di Taiwan. "
Hubungan antara AS dan China saat ini memburuk lantaran beberapa isu. Sebagian terkait Taiwan, namun juga terkait isu perdagangan, hak asasi manusia, dan masalah lainnya.
Pada Oktober lalu, militer China bahkan memecahkan rekor jumlah serangan ke zona pertahanan udara Taiwan.
Washington telah berulang kali mengisyaratkan dukungannya untuk Taiwan dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai agresi China.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pertemuan puncak pada hari Senin nanti bisa "memberikan kesempatan bagi kedua pemimpin untuk membahas bagaimana mengelola persaingan secara bertanggung jawab antara Amerika Serikat dan China, sambil bekerja sama di bidang-bidang di mana kepentingan keduanya selaras."
Simak video 'Imbauan Timbun Makanan China, Dikira Warga Taiwan Terkait Perang':
Sejak Biden memimpin AS, dia dan Xi Jinping sudah dua kali terlibat pembicaraan telepon dua kali. Keduanya juga pernah bertemu saat Biden masih jadi wakil presiden Barack Obama, dan Xi adalah wakil presiden untuk Hu Jintao.
Saat KTT G20 berlangsung, Biden berharap dapat bertemu dengan Xi, namun orang nomor satu di China itu belum melakukan perjalanan lagi sejak awal pandemi Covid-19 dan malah menyetujui pembicaraan virtual pada akhir tahun.
"Saya telah mencatat berulang kali, selama 10 bulan terakhir, bahwa hubungan dengan China adalah salah satu yang paling penting dan juga paling kompleks yang kami miliki," kata Blinken, Jumat (12/11) lalu.
"Hubungan ini memiliki elemen yang berbeda di dalamnya - beberapa kooperatif, beberapa kompetitif dan lainnya permusuhan dan kami akan mengelola ketiganya pada waktu yang sama." lanjutnya.
Biden sebagian besar mempertahankan pendekatan yang lebih keras terhadap China dibanding pendahulunya Donald Trump, dengan kedua pemerintahan mempertimbangkan kebangkitan China sebagai tantangan utama abad ke-21.