Israel menggelar 'latihan perang' untuk mengantisipasi terjadinya wabah varian baru virus Corona (COVID-19) yang mematikan. Latihan perang terkait pandemi Corona semacam ini disebut Israel sebagai yang pertama kali digelar di dunia.
Seperti dilansir AFP, Jumat (12/11/2021), warga sipil dan personel militer ikut dalam latihan bernama 'Omega' yang digelar di Pusat Manajemen Nasional, yang anti ledakan nuklir, di Yerusalem pada Kamis (11/11) waktu setempat.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett, menyebut simulasi ini mencakup berbagai aspek krisis, mulai dari vaksinasi massal, penerapan jam malam hingga pemberlakuan larangan terbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negara Israel berada dalam situasi yang baik sekali. Kita mengalahkan gelombang keempat dan kita sedang dalam perjalanan keluar dari varian Delta. Namun, pada saat bersamaan, kita selalu melihat ke depan... Kita tidak 'menutup toko'," demikian pernyataan kantor PM Bennett.
Bennett yang datang mengunjung lokasi latihan, menyebut ancaman terbesar adalah 'apa yang belum kita ketahui, varian Delta yang lebih berbahaya dan lebih menular yang tahan terhadap vaksin yang bisa muncul tiba-tiba'.
Kantor PM Bennett menyebut latihan perang semacam itu merupakan 'pertama di dunia'. Latihan perang itu digelar dalam tiga sesi untuk mencerminkan perjalanan waktu antara berbagai skenario.
"Untuk mensimulasikan situasi nyata," sebut pernyataan itu.
Israel menjadi negara pertama yang meluncurkan program suntikan booster massal selama pandemi Corona, dengan lebih dari 3,9 juta orang telah mendapatkan suntikan dosis ketiga sejak musim panas lalu.
Namun pada akhir Agustus dan awal September, jumlah kasus Corona di Israel sempat naik melebihi 10.000 kasus dalam sehari. Angka itu telah menurun baru-baru ini hingga hanya menjadi ratusan kasus setiap harinya.
Sejauh ini, sekitar 80 persen dari total 9 juta jiwa populasi Israel telah divaksinasi Corona sepenuhnya.