Penyebaran virus Corona di Belanda terus mengalami lonjakan. Untuk menekan lonjakan kasus baru COVID-19 tersebut, otoritas Belanda pekan ini akan kembali memberlakukan kebijakan pembatasan.
Hal tersebut diumumkan Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge, pada Senin (1/11) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Selasa (2/11/2021), De Jonge mengatakan "kita tidak bisa terlepas dari keharusan mengambil langkah-langkah baru".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit meningkat dengan cepat," imbuh menteri tersebut.
De Jonge tidak memberikan detail lebih lanjut terkait langkah-langkah baru, yang rencananya akan diputuskan pada hari Selasa (2/11) waktu setempat.
Media setempat melaporkan bahwa pemerintah kemungkinan akan memberlakukan wajib masker di tempat publik dan memperluas penggunaan "corona pass" sebagai bukti vaksinasi COVID-19 atau hasil negatif tes virus yang telah dilakukan.
Kasus COVID-19 di Belanda telah meningkat selama sebulan ini dan bahkan dalam seminggu terakhir, telah mencapai rekor tertinggi sejak Juli.
Lihat juga video 'WHO Ingatkan Merck soal Data Uji Klinis Molnupiravir':
Pada hari Senin (1/11) waktu setempat, tercatat total kasus 45 persen lebih tinggi dibanding minggu lalu yang mencapai 7.700 kasus. Lebih dari 1.200 pasien infeksi virus Corona dirawat di rumah sakit yang mana merupakan rekor terbanyak dalam lima bulan.
Banyak rumah sakit telah mengurangi perawatan yang tidak mendesak untuk memberi ruang bagi pasien COVID-19 yang membutuhkan kamar rawat inap.
Sebelumnya, sebagian besar kebijakan pembatasan di Belanda telah dicabut pada 25 September lalu karena adanya penggunaan "corona pass" sebagai syarat pengunjung ke tempat-tempat publik seperti bar, restoran, klub atau acara budaya.
Pekan lalu, otoritas kesehatan Belanda menyatakan, kebanyakan pasien COVID-19 yang berada di rumah sakit adalah orang-orang yang belum divaksinasi. Menurut data pemerintah, sekitar 84 persen populasi orang dewasa di Belanda telah divaksinasi penuh.