Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pertemuan di sela KTT G20. Mereka membahas spyware buatan Israel yang disebut menargetkan telepon Macron.
Dilansir dari AFP, Selasa (2/11/2021), Pegasus, yang dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group, dapat menyalakan kamera ponsel atau mikrofon dan memanen data. Pada Juli setelah daftar sekitar 50.000 target pengawasan potensial di seluruh dunia bocor ke media.
Konsorsium media di balik pengungkapan itu, termasuk The Washington Post, The Guardian, dan Le Monde dari Prancis, melaporkan pada saat itu bahwa salah satu nomor telepon Macron dan banyak menteri kabinet Prancis ada dalam daftar target potensial yang bocor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pemimpin membahas "urusan NSO dan sepakat bahwa masalah ini akan terus ditangani dengan cara yang bijaksana dan profesional, dan dalam semangat transparansi antara kedua pihak," kata sumber diplomatik itu.
Pertemuan antara Macron dan Bennett, mantan pengusaha teknologi tinggi yang menjabat pada Juni, adalah yang pertama antara para pemimpin, dan berlangsung di sela-sela KTT iklim COP26 di Glasgow.
Macron, yang harus mengganti nomor teleponnya setelah pengungkapan itu, telah mengadakan pertemuan keamanan nasional yang mendesak pada bulan Juli.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz telah terbang ke Paris untuk memberi tahu rekannya dari Prancis bahwa negaranya menanggapi tuduhan itu "dengan serius", dengan pembentukan pertahanannya membentuk komite untuk meninjau bisnis NSO, termasuk proses di mana lisensi ekspor diberikan.
NSO Bantah Menyadap Telepon Macron.
Menurut situs web Axios, penasihat keamanan nasional Israel Eyal Hulata berada di Paris akhir bulan lalu untuk pembicaraan rahasia yang bertujuan "mengakhiri krisis" seputar spyware Pegasus, sambil memberi pengarahan kepada rekan Prancisnya tentang penyelidikan Israel atas masalah tersebut.
Perselingkuhan itu sangat mempengaruhi hubungan antar negara bagian, menyebabkan "pembekuan sebagian" pada kerja sama, menurut Axios.
Sementara itu, pendiri NSO Shalev Hulio mengundurkan diri sebagai CEO untuk menjadi wakil ketua dewan dan presiden global, dengan Isaac Benbenisti mengambil alih sebagai CEO, kata perusahaan itu pada hari Minggu.
"Tanggung jawab saya akan memungkinkan saya untuk fokus mewujudkan pengalaman, pengetahuan, dan semangat kewirausahaan saya dan membantu mengembangkan lebih lanjut strategi NSO bersama dengan Isaac menuju arah baru seperti analitik dan keamanan cyber defensif," kata Hulio dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh situs web NSO.
Simak juga video 'Sambutan Hangat untuk Jokowi di KTT COP26':