AS Kecam Junta Myanmar Atas Serangan yang Hancurkan 100 Rumah

AS Kecam Junta Myanmar Atas Serangan yang Hancurkan 100 Rumah

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 01 Nov 2021 12:38 WIB
YANGON, MYANMAR - FEBRUARY 17: Protesters chant solgans and wave flags during an anti-coup protest at Sule Square on February 17, 2021 in downtown Yangon, Myanmar. Armored vehicles continued to be seen on the streets of Myanmars capital, but protesters turned out despite the military presence. The military junta that staged a coup against the elected National League for Democracy (NLD) government moved to keep the countrys de-facto leader Aung San Suu Kyi under house arrest after she was charged with violations of import-export and Covid prevention laws. (Photo by Hkun Lat/Getty Images)
Ilustrasi (dok. Getty Images/Hkun Lat)
Washington DC -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengecam keras laporan yang menyebut pasukan keamanan Myanmar melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan menghancurkan lebih dari 100 rumah maupun gereja di negara bagian Chin. AS menyebutnya sebagai 'serangan menjijikkan'.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/11/2021), otoritas AS menyatakan pihaknya 'sangat prihatin' dengan laporan serangan itu.

"Serangan menjijikkan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban militer Burma (Myanmar-red) dan mengambil tindakan untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, termasuk dengan mencegah transfer senjata ke militer," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Jumat (29/10) waktu setempat, laporan media lokal dan sejumlah saksi mata menuturkan bahwa tentara pemerintah Myanmar melepas tembakan di kota Thantlang setelah terjadi konfrontasi dengan pasukan pertahanan setempat.

Kebakaran kemudian terjadi di kota itu, yang menghancurkan puluhan rumah dan bangunan, termasuk kantor Save the Children -- organisasi aman yang berbasis di London.

ADVERTISEMENT

Sebagian besar penduduk Thantlang meninggalkan kota itu saat bentrokan pecah bulan lalu, dengan kebanyakan dari mereka menyeberangi perbatasan ke India.

Tim informasi militer mengonfirmasi pada Sabtu (30/10) waktu setempat bahwa dua gereja dan 70 rumah hangus terbakar, namun menuduh 'pasukan pertahanan rakyat' setempat sebagai pemicu kebakaran itu, setelah pasukan keamanan bentrok dengan mereka.

Juru bicara pemerintah junta militer Myanmar, Zaw Min Tun, menuturkan kepada media setempat bahwa peran militer dalam penghancuran di Thantlang menjadi 'tuduhan yang tidak berdasar'.

AFP tidak bisa memverifikasi secara independen laporan itu.

Dalam pernyataannya, Price menyebut bahwa AS juga menyatakan keprihatinannya atas 'meningkatnya operasi militer' oleh pemerintah junta militer Myanmar, yang jatuh ke dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari lalu, dengan lebih dari 1.200 orang tewas dalam penindakan tegas junta militer Myanmar.

Kemunculan apa yang disebut sebagai 'pasukan pertahanan rakyat' terjadi di hampir seluruh Myanmar untuk melawan pemerintah junta militer. Namun pada praktiknya, kehadiran mereka justru meningkatkan pembalasan berdarah dari pasukan junta militer Myanmar.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads