Kisah Napi AS Muntah dan Kejang-kejang Saat Disuntik Mati

Kisah Napi AS Muntah dan Kejang-kejang Saat Disuntik Mati

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 29 Okt 2021 13:05 WIB
The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.
ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Seorang terpidana pembunuh muntah dan mengalami kejang-kejang saat dieksekusi dengan suntikan mematikan di negara bagian Oklahoma, Amerika Serikat.

John Grant (60) adalah narapidana pertama yang dieksekusi mati di Oklahoma sejak serangkaian eksekusi yang bermasalah menyebabkan moratorium sementara hukuman mati di negara bagian itu.

Grant, yang berkulit hitam, dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan tahun 1998 terhadap pekerja kafetaria penjara berkulit putih, Gay Carter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (29/10/2021), para wartawan yang menyaksikan eksekusi mati itu pada Kamis (28/10) waktu setempat, mengatakan pada konferensi pers, bahwa Grant telah muntah dan mengalami kejang seluruh tubuh sekitar 24 kali sebelum dia dinyatakan meninggal.

Sebelumnya, pengadilan banding federal telah menunda eksekusi mati Grant atas kekhawatiran tentang campuran obat yang digunakan untuk membunuh para terpidana mati di negara bagian itu. Namun, Mahkamah Agung yang condong konservatif mencabut penundaan di menit-menit terakhir dan mengizinkan eksekusi mati dilanjutkan.

ADVERTISEMENT

Pengacara Grant telah berpendapat bahwa penggunaan obat penenang midazolam akan merupakan hukuman yang kejam dan tidak biasa, melanggar hak konstitusionalnya.

Midazolam diidentifikasi sebagai faktor potensial dalam serangkaian eksekusi bermasalah di Oklahoma, yang terakhir dilakukan pada tahun 2015.

Meski begitu, kantor jaksa agung Oklahoma, meminta Mahkamah Agung untuk membatalkan penundaan itu dan pengadilan tertinggi AS itu melakukannya beberapa jam sebelum jadwal eksekusi mati Grant, dengan hanya tiga hakim liberal yang keberatan.

Simak juga 'AS Tentang Israel Bangun 1.300 Permukiman di Tepi Barat':

[Gambas:Video 20detik]



Departemen Pemasyarakatan Oklahoma mengatakan bahwa eksekusi Grant berjalan sesuai rencana.

"Eksekusi narapidana Grant dilakukan sesuai dengan protokol Departemen Pemasyarakatan Oklahoma dan tanpa komplikasi," kata direktur komunikasi Justin Wolf dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Clayton Lockett, seorang terpidana pembunuh yang dieksekusi mati di Oklahoma pada April 2014, membutuhkan waktu lebih dari 40 menit untuk mati setelah obat disuntikkan ke jaringan ototnya, bukan aliran darahnya.

Pada tahun berikutnya, obat yang salah digunakan dalam eksekusi mati Charles Warner, dan eksekusi lain dibatalkan pada menit-menit terakhir ketika ditemukan obat yang salah akan digunakan lagi.

Terpidana mati Oklahoma lainnya, Julius Jones, seorang pria Afrika-Amerika berusia 41 tahun, dijadwalkan akan dieksekusi mati pada 18 November mendatang atas penembakan seorang pengusaha kulit putih tahun 1999. Jones secara konsisten menyatakan dirinya tidak bersalah dan kasusnya telah menarik perhatian sejumlah selebritis, termasuk Kim Kardashian.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads