Pemerintah China bersikeras menyatakan Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). China memberikan penegasan itu setelah Amerika Serikat (AS) menyerukan agar Taiwan memiliki keterlibatan lebih besar dalam badan dunia itu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (27/10/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, pada Selasa (26/10) waktu setempat menyatakan dirinya menyesalkan Taiwan semakin tersingkir di panggung dunia. Pernyataan itu disampaikan Blinken saat memperingati 50 tahun sejak Sidang Majelis Umum PBB memvoting untuk menerima China menjadi anggota dan menolak Taiwan.
"Saat komunitas internasional menghadapi sejumlah persoalan kompleks dan global, menjadi penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk membantu mengatasi persoalan ini. Ini mencakup 24 juta orang yang tinggal di Taiwan," ucap Blinken dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Partisipasi berarti dari Taiwan dalam sistem PBB bukanlah masalah politik, tapi masalah pragmatis," tegasnya.
"Itulah mengapa kami mendorong seluruh negara anggota PBB untuk mendukung partisipasi Taiwan yang kuat dan berarti dalam seluruh sistem PBB dan dalam komunitas internasional," tegas Blinken.
Menanggapi Blinken, China menegaskan bahwa pemerintahan Taiwan tidak memiliki tempat dalam panggung diplomasi global.
"Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan Perserikatan Bangsa-bangsa," tegas juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Ma Xiaoguang, kepada wartawan setempat.
"Perserikatan Bangsa-bangsa merupakan organisasi pemerintah internasional yang terdiri atas negara-negara berdaulat... Taiwan adalah bagian dari China," imbuhnya.
Simak video 'China Sebut Taiwan Telah Salah Menilai Situasi':
AS diketahui telah sejak lama menyerukan keterlibatan Taiwan dalam aktivitas PBB. Pernyataan terbaru ini semakin menambah eskalasi retorika diplomatik dan sikap militer atas Taiwan.
Secara terpisah, Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, menyambut baik pernyataan Blinken. "Berterima kasih atas dukungan AS dalam memperluas partisipasi internasional Taiwan," ucapnya via Twitter.
"Kami siap bekerja dengan semua mitra yang satu pemikiran untuk menyumbangkan keahlian kami dalam organisasi, mekanisme dan peristiwa internasional," ujarnya.