Teguran Keras untuk Junta Myanmar yang Boikot KTT ASEAN

Teguran Keras untuk Junta Myanmar yang Boikot KTT ASEAN

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 26 Okt 2021 18:18 WIB
FILE - In this June 23, 2021, file photo, Commander-in-Chief of Myanmars armed forces, Senior Gen. Min Aung Hlaing delivers his speech at the IX Moscow conference on international security in Moscow, Russia. Southeast Asian leaders are meeting Oct. 26-28, 2021 for their annual summit where Myanmar’s top general, whose forces seized power in February and shattered one of Asia’s most phenomenal democratic transitions, has been shut out for refusing to take steps to end the deadly violence. Myanmar defiantly protested the exclusion of Min Aung Hlaing, who currently heads its government and ruling military council, from the summit of the ASEAN. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)
Myanmar tidak mengirim perwakilan ke KTT ASEAN setelah pemimpin junta militer, Jenderal Min Aung Hlaing, tidak diundang (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan ASEAN telah menyiapkan slot untuk Myanmar, namun negara itu memilih untuk memboikot KTT. Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, menyayangkan 'sikap tidak diinginkan' dari Myanmar terhadap upaya diplomatik ASEAN.

"Keputusan ASEAN untuk mengundang seorang perwakilan Myanmar pada level non-politik merupakan keputusan yang berat, tapi harus dilakukan," kata Menlu Rento.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden mengingatkan bahwa penting bagi kita untuk menghormati prinsip non-intervensi. Tapi di sisi lain, kita diwajibkan untuk menegakkan prinsip-prinsip lainnya ... seperti demokrasi, pemerintahan yang baik, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional," imbuhnya.

Militer Myanmar yang menguasai negara itu selama 49 tahun dari 60 tahun terakhir, sangat menentang respons keras ASEAN yang tidak seperti biasanya, dan menuduh ASEAN telah menyimpang dari norma-normanya dan membiarkan diri dipengaruhi oleh negara-negara lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENT

PM Thailand, Prayuth Chan-o-Cha, dalam pernyataannya mendesak junta militer Myanmar untuk menerapkan lima poin kesepakatan yang sebelumnya disepakati dengan ASEAN. Dia menyebut hal itu sangat penting bagi reputasi dan ujian untuk tekad Myanmar.

"Peran konstruktif ASEAN dalam mengatasi situasi ini sangat penting, dan tindakan kita terhadap persoalan ini akan berdampak pada kredibilitas ASEAN di mata komunitas internasional," sebut Prayuth dalam pernyataannya.

Keputusan ASEAN tidak mengundang pemimpin junta militer Myanmar diambil beberapa hari setelah Utusan Khusus ASEAN, Erywan Yusof, mengungkapkan junta militer Myanmar tidak memberikan akses untuk bertemu semua pihak di Myanmar, termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi yang dilengserkan.

Prayuth dalam pernyataannya mengharapkan junta militer Myanmar akan mempercayai niat baik ASEAN dan agar Erywan segera bisa mengunjungi Myanmar, juga mengambil 'langkah penting pertama dalam proses membangun kepercayaan'.


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads