Pemimpin Junta Militer Tak Diundang, Myanmar Boikot KTT ASEAN

ADVERTISEMENT

Pemimpin Junta Militer Tak Diundang, Myanmar Boikot KTT ASEAN

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 26 Okt 2021 15:58 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing (dok. AP Photo/Associated Press)
Bandar Seri Begawan -

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) digelar tanpa kehadiran perwakilan Myanmar. Junta militer Myanmar menolak mengirim perwakilan setelah pemimpin junta militer tak diundang karena dianggap mengabaikan komitmen untuk meredakan kekacauan usai kudeta di negara itu.

Dua pekan lalu, para Menteri Luar Negeri dari negara-negara ASEAN menyepakati bahwa pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, tidak diundang ke KTT virtual ASEAN pada 26-28 Oktober.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/10/2021), ASEAN menyatakan akan menerima perwakilan non-politik dari Myanmar dalam KTT itu. Namun, pada Senin (25/10) waktu setempat, Myanmar menegaskan hanya akan menyetujui pemimpinnya atau menterinya untuk hadir.

Absennya Myanmar dalam KTT tidak disebutkan baik oleh Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN saat ini, maupun oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN saat pembukaan pertemuan virtual itu.

ASEAN telah memutuskan untuk mengabaikan Jenderal Min Aung Hlaing dari KTT karena kegagalannya menghentikan permusuhan di Myanmar, mengizinkan akses kemanusiaan dan memulai dialog dengan rival-rivalnya, sesuai yang disepakati dengan ASEAN pada April lalu.

Usai pertemuan pemimpin ASEAN pada Selasa (26/10) waktu setempat, Perdana Menteri (PM) Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, menyatakan dirinya mendukung sepenuhnya keputusan Brunei soal perwakilan Myanmar.

Sedangkan PM Thailand, Prayuth Chan-o-Cha, menyebut kesepakatan ASEAN dengan Myanmar sangat penting untuk reputasi dan ujian untuk tekadnya.

"Peran konstruktif ASEAN dalam mengatasi situasi ini sangat penting, dan tindakan kita terhadap persoalan ini akan berdampak pada kredibilitas ASEAN di mata komunitas internasional," sebut Prayuth dalam pernyataannya.

Simak juga 'Jokowi Desak Implementasi ASEAN Travel Corridor':

[Gambas:Video 20detik]





ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT