Jenderal Militer Sudan Tetapkan Masa Darurat-Bubarkan Pemerintah Usai Kudeta

Jenderal Militer Sudan Tetapkan Masa Darurat-Bubarkan Pemerintah Usai Kudeta

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 25 Okt 2021 18:52 WIB
Sudanese protesters lift national flags next to a brick roadblock during a demonstration against the apparent military coup in the capital Khartoum, on October 25, 2021. Β© (AFP)
Demonstran Sudan mengibarkan bendera nasional dan memblokir jalanan dengan batu bata usai kudeta militer (dok. AFP)
Khartoum -

Jenderal tertinggi militer Sudan mengumumkan penetapan situasi darurat setelah tentara menahan para pemimpin sipil termasuk Perdana Menteri (PM) Abdalla Hamdok dalam apa yang disebut Kementerian Informasi sebagai 'kudeta'.

Sang jenderal juga membubarkan pemerintah yang memimpin transisi demokrasi di Sudan serta mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (25/10/2021).

Jenderal Abdel Fattah al-Burhan yang memimpin militer Sudan menyampaikan pengumuman itu dalam pidato yang disiarkan televisi lokal setelah anak buahnya menahan tokoh-tokoh penting pemerintahan yang memimpin transisi demokrasi sejak lengsernya Presiden Omar al-Bashir pada April 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk memperbaiki arah revolusi, kami memutuskan untuk mendeklarasikan situasi darurat secara nasional... membubarkan dewan kedaulatan transisi, dan membubarkan kabinet," ucap Jenderal Burhan dalam pidatonya.

Pengumuman ini disampaikan saat bentrokan pecah di ibu kota Khartoum, dengan tentara melepaskan tembakan peluru tajam ke arah orang-orang yang berunjuk rasa di jalanan usai perebutan kekuasaan terjadi.

ADVERTISEMENT

Bentrokan sebagian besar berpusat di luar markas militer Sudan di Khartoum beberapa jam setelah tentara negara itu menahan PM Hamdok, para menteri dalam pemerintahannya dan anggota sipil dari dewan penguasa Sudan.

Kementerian Informasi Sudan dalam pernyataan via Facebook menyebut para pemimpin sipil ditahan setelah 'menolak untuk mendukung kudeta'.

Lihat juga video 'Pemerintah Sudan Klaim Gagalkan Upaya Kudeta Militer':

[Gambas:Video 20detik]



Disebutkan juga oleh Kementerian Informasi Sudan bahwa layanan internet terputus di seluruh wilayah Sudan dan ruas jalanan utama serta jembatan menuju Khartoum diblokir, sebelum tentara menyeru kantor pusat televisi nasional Sudan di Omdurman.

"Pasukan militer melepaskan tembakan peluru tajam ke arah demonstran yang menolak kudeta militer di luar markas militer," sebut Kementerian Informasi Sudan dalam pernyataannya.

Menurut Komisi Pusat Dokter Sudan, serikat medis independen, belasan orang mengalami luka-luka dalam bentrokan itu.

Orang-orang kemudian turun ke jalanan setelah itu, melakukan aksi pembakaran ban dan menumpuk deretan batu bata untuk memblokir jalanan sebagai bentuk protes atas langkah militer tersebut.

Para demonstran lainnya melakukan pawai di jalanan Khartoum sambil membawa bendera nasional Sudan. Beberapa demonstran meneriakkan slogan seperti 'Pemerintahan sipil adalah pilihan rakyat' dan 'Tidak untuk pemerintahan militer'.

"Kami tidak akan menerima kepemimpinan militer dan kami siap memberikan nyawa kami untuk transisi demokrasi di Sudan," teriak salah satu demonstran bernama Haitham Mohamed.

"Kami tidak akan meninggalkan jalanan hingga pemerintah sipil kembali dan transisi kembali," timpal demonstran lainnya, Sawsan Bashir.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads