PM Israel Tiba di Moskow untuk Bertemu Putin Pertama Kali

PM Israel Tiba di Moskow untuk Bertemu Putin Pertama Kali

Mutia Safira - detikNews
Jumat, 22 Okt 2021 16:06 WIB
Israels new prime minister Naftali Bennett holds a first cabinet meeting in Jerusalem Sunday, June 13, 2021. Israels parliament has voted in favor of a new coalition government, formally ending Prime Minister Benjamin Netanyahus historic 12-year rule. Naftali Bennett, a former ally of Netanyahu became the new prime minister (AP Photo/Ariel Schalit)
PM Israel Naftali Bennett (Foto: AP/Ariel Schalit)
Jakarta -

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, tiba di Rusia pada Jumat (22/10) untuk mengadakan pertemuan pertamanya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pembicaraan ini disebut-sebut akan fokus membahas tentang Iran.

Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (21/10/2021), televisi pemerintah Rusia menampilkan gambar pesawat yang ditumpangi Bennett mendarat di Resor Black Sea, Kota Sochi, yang menjadi lokasi pertemuan keduanya.

Bennett menjabat pada bulan Juni lalu, mengambil alih dari Benjamin Netanyahu yang telah berkuasa selama 12 tahun berturut-turut dan memiliki hubungan dekat dengan Putin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika dia berangkat ke Sochi pada hari Jumat (21/10) waktu setempat, Bennett mengatakan hubungan Israel dengan Moskow adalah "elemen penting" dari kebijakan luar negeri Israel.

Bennett mengatakan ini sebagian karena "sejuta penutur bahasa Rusia di Israel, yang merupakan jembatan antara kedua negara."

ADVERTISEMENT

Pertemuan itu kemungkinan menjadi salah satu pertemuan tatap muka terakhir yang dilakukan Putin dengan seorang pemimpin asing, sebelum kebijakan pembatasan COVID-19 di Rusia mulai diberlakukan minggu depan.

Kremlin telah menyatakan bahwa Putin akan membatalkan semua pertemuan tatap muka selama sepekan liburan nasional mulai 30 Oktober, yang dirancang untuk mengendalikan rekor kematian akibat virus Corona.

Pekan lalu, kantor Bennett menyatakan bahwa PM Israel itu dan Putin akan membahas program nuklir Iran.

Rusia sendiri merupakan salah satu penandatangan kesepakatan tahun 2015 yang memberikan keringanan sanksi bagi Iran, dengan imbalan pembatasan kemampuan nuklir yang dimiliki Iran.

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menarik diri dari kesepakatan tersebut pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras, membuat Iran secara bertahap membatalkan komitmennya dalam kesepakatan nuklir itu.

Bennett mengatakan kepada Majelis Umum PBB bulan lalu bahwa Israel "tidak akan mengizinkan Iran mendapatkan senjata nuklir."

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads