Pemimpin Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah, mengumumkan bahwa kelompoknya kini memiliki lebih dari 100.000 petempur. Nasrallah menyebut para petempur Hizbullah itu 'terlatih' dan 'bersenjata'.
Klaim ini disampaikan setelah kerusuhan mematikan di Beirut, Lebanon, yang terjadi pekan lalu hingga menewaskan tujuh anggota Hizbullah dan gerakan sekutunya, Amal, yang beraliran Syiah. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (19/10/2021).
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, pada Senin (18/10) waktu setempat, Nasrallah menuduh Pasukan Lebanon, nama sebuah partai Kristen di Lebanon, ada di balik pembunuhan tujuh anggota Hizbullah dan Amal saat unjuk rasa digelar pada Kamis (14/10) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasrallah memperingatkan agar Pasukan Lebanon tidak memancing 'perang sipil'.
"Saya untuk pertama kalinya mengumumkan jumlah ini," ucap Nasrallah, saat menjelaskan bahwa dirinya mengungkap jumlah petempur Hizbullah 'demi mencegah perang, bukan mengancam terjadinya perang sipil'.
Pengumuman itu disampaikan Nasrallah di tengah ketegangan yang terjadi di Lebanon terkait nasib seorang hakim yang memimpin penyelidikan ledakan dahsyat di Beirut tahun lalu yang menewaskan lebih dari 210 orang dan melukai ribuan orang lainnya.
Kerusuhan pecah di jantung kota Beirut, pada Kamis (14/10) lalu, setelah pendukung Hizbullah dan Amal menggelar unjuk rasa menuntut hakim bernama Tarek Bitar itu mengundurkan diri. Hizbullah dan Amal menuduh para penembak jitu dari Pasukan Lebanon yang memicu kerusuhan itu.