Kapal Perang AS dan Kanada Berlayar Lintasi Selat Taiwan

Kapal Perang AS dan Kanada Berlayar Lintasi Selat Taiwan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 18 Okt 2021 15:48 WIB
FILE - In this Sept. 25, 2015, file photo, a military honor guard await the arrival of Chinese President Xi Jinping for a state arrival ceremony at the White House in Washington. China on Tuesday, Dec. 8, 2020, lashed out at the U.S. over new sanctions against Chinese officials and the sale of more military equipment to Taiwan. (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Ilustrasi (AP Photo/Andrew Harnik, File)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) mengakui sebuah kapal perangnya bersama sebuah kapal perang Kanada berlayar melintasi Selat Taiwan. Aktivitas militer AS dan Kanada ini dilakukan saat ketegangan meningkat antara China dan Taiwan yang memicu kekhawatiran internasional.

Seperti dilansir Reuters, Senin (18/10/2021), militer AS dalam pernyataannya menyebut kapal penghancur rudal jelajah kelas Arleigh Burke, USS Dewey, berlayar melintasi perairan Selat Taiwan bersama dengan kapal frigate HMCS Winnipeg milik militer Kanada.

Kedua kapal perang itu disebut melintasi Selat Taiwan pada Kamis (14/10) dan Jumat (15/10) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Transitnya Dewey dan Winnipeg melintasi Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan sekutu-sekutu dan mitra kami terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," demikian pernyataan militer AS.

Kapal-kapal Angkatan Laut diketahui transit di Selat Taiwan hampir setiap bulan, yang memicu kemarahan China. Sekutu-sekutu AS juga terkadang mengirimkan kapal-kapal militer ke perairan sensitif tersebut, termasuk sebuah kapal perang Inggris bulan lalu.

ADVERTISEMENT

China menuduh AS memicu ketegangan kawasan dengan aktivitas militernya tersebut.

Diketahui bahwa China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sebagai bagian wilayahnya, dan telah berulang kali mengerahkan misi Angkatan Udara ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan (ADIZ) selama setahun terakhir atau lebih, yang memicu kemarahan Taiwan.

China mengerahkan sekitar 150 pesawat militernya ke zona pertahanan Taiwan selama empat hari berturut-turut mulai 1 Oktober lalu.

Meskipun ketegangan di Selat Taiwan meningkat, tidak ada penembakan yang terjadi dan pesawat-pesawat militer China tidak memasuki wilayah udara Taiwan, namun memusatkan aktivitas di bagian barat daya ADIZ.

ADIZ diketahui mencakup area lebih luas yang dipantau Taiwan dan menjadi lokasi patroli rutin. Kementerian Pertahanan Taiwan pada Minggu (17/10) waktu setempat menuturkan tiga pesawat militer China -- dua jet tempur J-16 dan sebuah pesawat anti-kapal selam -- terbang ke ADIZ kembali.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads