Kekacauan di Myanmar Usai Kudeta Bikin ASEAN Tak Anggap Kepala Junta

Round-Up

Kekacauan di Myanmar Usai Kudeta Bikin ASEAN Tak Anggap Kepala Junta

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 16 Okt 2021 22:09 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Panglima Militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing (Foto: AP Photo/Associated Press)
Jakarta -

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tak lagi mengambil sikap netral terhadap junta militer Myanmar. ASEAN mulai tak menganggap kepala junta Myanmar karena kekacauan yang timbul usai kudeta yang terjadi.

ASEAN tidak mengundang kepala junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, ke KTT ASEAN yang akan digelar bulan ini.

Keputusan ini sebagai sebuah teguran langka seiring meningkatnya kekhawatiran atas komitmen pemerintah militer untuk rencana meredakan krisis berdarah di negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para menteri luar negeri ASEAN sepakat pada pertemuan darurat pada Jumat (15/10) malam bahwa kepala junta Myanmar tidak akan diundang ke KTT virtual ASEAN pada 26-28 Oktober. Demikian disampaikan pemerintah Brunei yang saat ini mendapat giliran memegang jabatan ketua ASEAN.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/10/2021), ASEAN mengambil sikap tegas ini setelah junta menolak permintaan utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, Erywan Yusof, untuk bertemu dengan semua pihak terkait, yang mencakup pemimpin pemerintah sipil digulingkan, Aung San Suu Kyi.

ADVERTISEMENT

ASEAN dalam pernyataannya mencatat "kemajuan yang tidak memadai" dalam pelaksanaan rencana lima poin yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN pada April lalu, untuk mengakhiri kekacauan menyusul kudeta pada Februari.

"Dan beberapa negara anggota merekomendasikan memberi ruang kepada Myanmar untuk memulihkan urusan dalam negerinya dan kembali normal," demikian pernyataan ASEAN.

"Maka diputuskan untuk mengundang perwakilan non-politik dari Myanmar ke KTT, sambil mencatat keberatan dari perwakilan Myanmar," imbuh ASEAN dalam pernyataannya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

ASEAN Tak Bisa Lagi Netral

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin pada hari Kamis (14/10) menyuarakan dukungan untuk mengecualikan Min Aung Hlaing dari KTT, seraya menambahkan bahwa ASEAN tidak dapat lagi mengambil sikap netral terhadap Myanmar.

"Kami dapat terus menjaga jarak dengan mereka (Myanmar), tetapi ... jika kami mengalah dengan cara apa pun, kredibilitas kami sebagai organisasi regional yang sebenarnya akan hilang," kata Locsin dalam sebuah wawancara dengan lembaga pemikir Australia, Lowy Institute.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, juga membahas urusan Myanmar dengan Erywan pada hari Rabu lalu. Dikatakan keduanya "menyatakan keprihatinan atas kekerasan dan krisis yang memburuk di Myanmar dan menekankan urgensi bagi rezim militer untuk menghentikan kekerasan, membebaskan semua yang ditahan secara tidak adil, dan memulihkan demokrasi multi-partai dan transisi demokrasi di Myanmar."

Kunjungan yang telah lama direncanakan oleh Erywan ke Myanmar telah tertunda dalam beberapa pekan terakhir.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads