Para tersangka pemberontak membunuh dua tentara India selama pengejaran di Kashmir, di mana 22 orang telah tewas dalam ketegangan yang terus meningkat dalam dua minggu terakhir.
Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (15/10/2021), pejabat militer India, Kolonel Devendar Anand mengatakan, para tentara tengah melakukan pengejaran terhadap pemberontak di kawasan hutan di Kashmir selatan ketika baku tembak meletus pada Kamis (14/10) malam waktu setempat.
Perburuan di wilayah Mendhar telah diintensifkan sejak lima tentara tewas di dekat wilayah itu tiga hari sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekerasan di wilayah Kashmir, yang juga diklaim oleh Pakistan itu, semakin meningkat sejak pekan lalu, ketika pemberontak bersenjata melancarkan serangan yang menewaskan tujuh warga sipil, tiga di antaranya merupakan kaum minoritas Hindu dan Sikh.
Media lokal menyebutkan sejak peristiwa itu beberapa warga minoritas meninggalkan lembah Kashmir karena khawatir akan menjadi sasaran. Kejadian kekerasan serupa pernah terjadi pada tahun 1990-an yang membuat ribuan umat Hindu meninggalkan wilayah itu.
Polisi menyatakan, delapan tersangka pemberontak juga tewas dalam pertempuran dan serangan militer dalam dua minggu terakhir. Lebih dari 120 orang telah tewas tahun ini.
Keluarga salah satu tersangka yang tewas membantah bahwa pemuda tersebut terkait dengan serangan yang terjadi baru-baru ini. Keluarga menyebut pemuda itu ditahan oleh tentara dan dibunuh dalam insiden yang direkayasa dalam tahanan.
Simak video 'Drone Serang Pangkalan Udara India di Kashmir':
Seperti diketahui, Kashmir telah terbagi antara wilayah India dan Pakistan sejak kemerdekaannya dari pemerintah Inggris tahun 1947. Negara yang masing-masing memiliki senjata nuklir tersebut telah berperang dua kali atas wilayah Himalaya tersebut.
Pemberontakan bersenjata mulai terjadi di Kashmir India pada 1989 dan menewaskan puluhan ribu orang. Kelompok dan partai separatis menuntut kemerdekaan wilayah tersebut atau penggabungannya dengan Pakistan.
Ketegangan terus meningkat sejak pemerintah nasional Hindu mengakhiri semi-otonomi kawasan tersebut dan menempatkan Kashmir di bawah kendali pusat langsung pada Agustus 2019.
Pakistan membantah berbagai tuduhan yang diberikan India bahwa mereka mendukung kelompok pemberontak.