Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, menuai kecaman keluarga para korban virus Corona (COVID-19) setelah terjepret kamera sedang asyik melukis di tengah liburannya. Foto liburan Johnson itu mencuat sehari setelah pemerintahannya dikritik habis-habisan terkait caranya menangani pandemi Corona.
Seperti dilansir CNN, Kamis (14/10/2021), foto tersebut menunjukkan Johnson sedang melukis di luar villa yang diyakini menjadi tempatnya menginap bersama keluarganya saat liburan di Marbella, Spanyol.
Johnson yang berkemeja putih tampak berdiri di hadapan easel atau stand kayu untuk melukis, dengan tangannya memegang kuas atau pensil. Keluarga korban Corona menyebut foto tersebut 'sangat mengecewakan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat mengecewakan bagi kami yang kehilangan orang-orang tercinta kami untuk melihat Perdana Menteri melukis di villa mewah daripada merespons berita yang menghancurkan yang disampaikan laporan kemarin," demikian pernyataan juru bicara asosiasi keluarga korban Corona, COVID-19 Bereaved Families for Justice, dalam pernyataan kepada CNN.
"Jika Perdana Menteri ingin ucapan belasungkawanya sungguh berarti, dia seharusnya menyusun rencana baru untuk penyelidikan di masa mendatang," imbuh pernyataan itu.
Foto yang memicu kecaman untuk Johnson itu mencuat sehari setelah laporan setebal 150 halaman yang merupakan penilaian awal Komisi Kesehatan dan Perawatan Sosial, dan Sains dan Teknologi pada Parlemen Inggris, yang menetapkan respons COVID di Inggris lamban dan 'reaktif'.
Laporan parlemen itu menyebut di antara kegagalan terbesar dalam pendekatan pemerintahan Johnson terhadap pandemi Corona adalah kebijakan awal pada saat pandemi baru mulai merebak yang berupaya mengatur penyebaran Corona, bukannya menghentikan penyebarannya secara menyeluruh.
Menurut data Johns Hopkins University yang menjadi acuan global, Inggris memiliki salah satu angka kematian Corona tertinggi secara global dengan lebih dari 138 ribu orang meninggal akibat virus mematikan itu.
"Menyusul laporan kemarin, keluarga yang berduka di seluruh Inggris akan terbangun pagi ini merasa sedih sambil bertanya-tanya apakah orang-orang tercinta mereka masih ada bersama mereka jika pemerintahan Johnson mengambil keputusan berbeda. Sementara itu, Johnson sendiri sedang bersantai di pantai," sebut pernyataan COVID-19 Bereaved Families for Justice.
Pernyataan itu menambahkan bahwa laporan parlemen 'hanya menggores permukaan dari apa yang dialami negara ini selama dua tahun terakhir'. Keluarga korban Corona mengkritik Johnson karena menunda-nunda penyelidikan publik terhadap pandemi. Mereka menyerukan penyelidikan benar-benar dimulai.
Memberikan tanggapan saat Johnson bungkam, salah satu pemimpin Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris, Oliver Dowden, meminta maaf kepada keluarga korban Corona dan menegaskan pemerintah akan menganalisis laporan parlemen itu.
"Tentu saja, saya meminta maaf, seperti Perdana Menteri juga meminta maaf. Kami meminta maaf atas kehilangan yang dialami keluarga-keluarga tersebut," ucapnya, sembari menyatakan pemerintah akan 'menganalisis penuh dan memberikan respons penuh terhadap laporan tersebut'.