Kim Jong-Un Tuduh AS Ancam Perdamaian, Bolsonaro Bosan Ditanya Soal Corona

International Updates

Kim Jong-Un Tuduh AS Ancam Perdamaian, Bolsonaro Bosan Ditanya Soal Corona

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 17:50 WIB
In this photo provided by the North Korean government, North Korean leader Kim Jong Un speaks during an exhibition of weapons systems in Pyongyang, North Korea, Monday, Oct. 11, 2021. Kim reviewed the rare exhibition and vowed to build an β€œinvincible” military, as he accused the United States of creating regional tensions and lacking action to prove it has no hostile intent toward the North, state media reported Tuesday. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Kim Jong-Un (Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Jakarta -

Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un, menegaskan pengembangan persenjataan diperlukan untuk menghadapi kebijakan bermusuhan dari Amerika Serikat (AS) dan pengerahan militer di Korea Selatan (Korsel). Hal itu disampaikan Kim Jong-Un saat berpidato sambil diapit rudal-rudal terbesar Korut.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10/2021), Kim Jong-Un menegaskan saat berpidato dalam Pameran Pengembangan Pertahanan di Pyongyang pada Senin (11/10) waktu setempat, bahwa Korut hanya meningkatkan militernya untuk pertahanan diri dan bukan untuk memulai perang.

"Kami tidak membahas perang dengan siapapun, melainkan untuk mencegah perang itu sendiri dan secara harfiah meningkatkan pencegahan perang untuk melindungi kedaulatan nasional," tegas Kim Jong-Un seperti dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (12/10/2021):

ADVERTISEMENT

- Sempat Tertinggal, Eks Penerjemah Biden Akhirnya Cabut dari Afghanistan

Seorang penerjemah yang membantu penyelamatan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, saat badai salju tahun 2008 akhirnya meninggalkan Afghanistan. Sang penerjemah sebelumnya gagal naik penerbangan evakuasi dari bandara Kabul dan terpaksa bersembunyi dari kelompok Taliban yang kini berkuasa.

Seperti dilansir AFP, Selasa (12/10/2021), Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi pada Senin (11/10) waktu setempat bahwa penerjemah bernama Aman Khalili dan keluarganya telah meninggalkan Afghanistan.

Setelah menyeberang ke wilayah Pakistan via jalur darat, Khalili dan keluarganya terbang menggunakan pesawat pemerintah AS ke Doha, Qatar. Di sana, dia bergabung dengan ribuan pengungsi lainnya dari Afghanistan yang diproses oleh para pejabat AS untuk imigrasi.

Media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) sebelumnya melaporkan bahwa Khalili, istri dan kelima anaknya, meninggalkan Afghanistan dengan bantuan sekelompok warga Afghanistan-Amerika dan kelompok veteran militer AS.

- Militer China Latihan Pendaratan-Penyerangan di Pantai Seberang Taiwan!

Militer China menggelar latihan pendaratan di pantai yang ada di Provinsi Fujian yang tepat berseberangan dengan daratan Taiwan. Tentara China juga melakukan latihan penyerangan di provinsi tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10/2021), China tidak menyebutkan lebih lanjut apakah latihan ini berkaitan dengan ketegangan terkini dengan Taiwan.

Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis mengeluhkan tekanan militer dan politik yang semakin meningkat dari China, yang menganggap negara itu bagian wilayahnya. China mengerahkan puluhan jet tempur ke zona pertahanan udara Taiwan dalam upaya memaksa Taiwan untuk menerima kedaulatannya.

- Tiap Jam Ada 5 Permohonan Cerai di Malaysia, Selangor Terbanyak!

Perceraian di Malaysia tengah marak. Bahkan rata-rata lima berkas permohonan cerai diajukan setiap jam secara nasional di negeri jiran itu.

"Rata-rata 18 permohonan cerai diajukan oleh pasangan non-Muslim dalam sehari, sementara 121 pasangan Muslim mengajukan cerai dalam sehari," ujar Wakil Menteri di Departemen (Hukum) Perdana Menteri, Datuk Mas Ermieyati Samsudin.

"Ini menghasilkan rata-rata lima berkas perceraian per jam," tambahnya seperti diberitakan The Star, Selasa (12/10/2021).

"Bahkan saat kita berbincang sekarang, ada pasangan yang mengajukan gugatan cerai," tuturnya.

"Bukankah ini sangat mengkhawatirkan?" ujarnya dalam pertemuan di parlemen, Selasa (12/10) ini.

- Diapit Rudal Nuklir, Kim Jong-Un Tuduh AS-Korsel Ancam Perdamaian

Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un, menegaskan pengembangan persenjataan diperlukan untuk menghadapi kebijakan bermusuhan dari Amerika Serikat (AS) dan pengerahan militer di Korea Selatan (Korsel). Hal itu disampaikan Kim Jong-Un saat berpidato sambil diapit rudal-rudal terbesar Korut.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10/2021), Kim Jong-Un menegaskan saat berpidato dalam Pameran Pengembangan Pertahanan di Pyongyang pada Senin (11/10) waktu setempat, bahwa Korut hanya meningkatkan militernya untuk pertahanan diri dan bukan untuk memulai perang.

"Kami tidak membahas perang dengan siapapun, melainkan untuk mencegah perang itu sendiri dan secara harfiah meningkatkan pencegahan perang untuk melindungi kedaulatan nasional," tegas Kim Jong-Un seperti dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Ditambahkan Kim Jong-Un bahwa musuh utama Korut adalah 'perang itu sendiri'.

- Presiden Brasil Bosan Terus-terusan Ditanya Soal Kematian Corona

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, kembali menuai kontroversi akibat komentarnya. Bolsonaro menyatakan dirinya bosan terus ditanya wartawan soal total kematian akibat virus Corona (COVID-19) di Brasil yang baru saja menembus angka 600.000 orang beberapa hari lalu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10/2021), angka kepuasan publik terhadap Bolsonaro menurun akibat caranya menangani pandemi Corona, inflasi yang naik dan perekonomian yang lemah.

Brasil saat ini mencatat total 601.011 kematian akibat Corona di wilayahnya. Dengan angka itu, Brasil menempati peringkat kedua dunia sebagai negara dengan total kematian Corona tertinggi setelah Amerika Serikat (AS) -- lebih dari 714.000 kematian.

Total kasus Corona di Brasil kini melampaui 21,5 juta kasus.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads