Pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, yang dipenjara mengungkapkan bahwa otoritas penjara Rusia kini menetapkan dirinya sebagai seorang ekstremis dan teroris. Navalny juga menyebut dirinya tidak lagi dianggap berisiko melarikan diri.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10/2021), hal tersebut diungkapkan Navalny melalui akun Instagramnya pada Senin (11/10) waktu setempat.
Dituturkan Navalny bahwa dirinya dipanggil ke hadapan komisi penjara di wilayah Vladimir, sebelah timur Moskow, dan komisi itu memilih secara bulat untuk mengubah statusnya dalam tahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penetapan Navalny sebagai ekstremis dan teroris itu menandai eskalasi lebih lanjut dari tekanan yang diberikan untuk pengkritik Presiden Vladimir Putin paling terkenal itu, yang tengah menjalani masa hukuman 2,5 tahun penjara atas pelanggaran ketentuan pembebasan bersyarat.
Navalny menyebut tuduhan terhadap dirinya dibuat-buat untuk menggagalkan ambisi politiknya.
Menanggapi penetapan itu, Navalny berusaha memperingan situasi dengan menyatakan menyambut baik fakta bahwa dirinya tidak lagi dianggap berisiko untuk melarikan diri dan oleh karena itu, akan mengalami pemeriksaan malam yang lebih jarang dan tidak terlalu ketat oleh sipir penjara.
"Saya takut mereka akan menuntut saya mencium foto Putin dan mempelajari kutipan dari (mantan Presiden) Dmitry Medvedev secara mendalam, tapi itu tidak perlu," ucap Navalny dalam postingan yang dipublikasikan dengan bantuan pengacaranya.
"Hanya saja sekarang ada tanda di atas tempat tidur saya bahwa saya seorang teroris," imbuhnya.
Simak juga 'Uni Eropa Minta Rusia Bebaskan Alexei Navalny':
Navalny (45) kembali dibui setelah kembali ke Rusia pada awal tahun ini, setelah dia menjalani perawatan medis selama berbulan-bulan di Jerman usai diracun agen saraf level militer pada Agustus 2020. Kremlin menyangkal terlibat dan berulang kali menegaskan bahwa kasus Navalny merupakan urusan otoritas penjara Rusia.
Kelompok pendukung Navalny mengalami tamparan keras pada Juni lalu setelah pengadilan Rusia menetapkan aktivitas kelompok itu sebagai aktivis ekstremis. Banyak sekutu Navalny yang rumahnya digeledah dan kebebasannya dibatasi, bahkan beberapa kabur ke luar negeri.
Bulan lalu, Rusia membuka penyelidikan kasus kriminal baru terhadap Navalny yang bisa membuatnya terus mendekam di penjara untuk satu dekade ke depan.