Delegasi Taliban akan menggelar pertemuan langsung dengan perwakilan Uni Eropa di Doha, Qatar. Pertemuan ini digelar setelah Taliban melakukan dialog langsung dengan otoritas Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/10/2021), rencana pertemuan itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, saat menghadiri sebuah acara yang digelar Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan Qatar pada Senin (11/10) waktu setempat.
Disebutkan Muttaqi bahwa pertemuan dengan perwakilan Uni Eropa akan digelar secara langsung atau tatap muka di Doha pada Selasa (12/10) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Besok (12/10) kami bertemu dengan perwakilan Uni Eropa. Kami menggelar pertemuan-pertemuan positif dengan perwakilan negara-negara lainnya," ucap Muttaqi.
"Kami menginginkan hubungan yang positif dengan seluruh dunia. Kami percaya pada hubungan internasional yang seimbang. Kami meyakini hubungan yang seimbang seperti itu bisa menyelamatkan Afghanistan dari ketidakstabilan," cetusnya.
Dia menambahkan bahwa pemerintahan Taliban juga sudah bertemu dengan para pejabat pemerintahan Jerman dan pejabat parlemen Inggris di Doha. Namu tidak disebut lebih lanjut kapan pertemuan dengan Jerman dan Inggris itu digelar.
Taliban tengah berupaya mencari pengakuan dari komunitas internasional, juga bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan, setelah kelompok radikal ini kembali berkuasa di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.
Pemerintahan Taliban sangat membutuhkan sekutu karena perekonomian Afghanistan terpuruk, dengan ditangguhkannya bantuan internasional, naiknya harga pangan dan melonjaknya pengangguran.
Rezim Taliban yang belum diakui sebagai pemerintahan sah oleh negara mana pun ini, juga menghadapi ancaman dari Islamic State-Khorasan (IS-K atau ISIS-K) yang melancarkan rentetan serangan mematikan di Afghanistan beberapa waktu terakhir.
Pada Sabtu (9/10) dan Minggu (10/10) lalu, Taliban menggelar dialog langsung pertama dengan pejabat AS sejak kelompok radikal ini kembali berkuasa di Afghanistan. Otoritas AS menekankan bahwa pertemuan itu tidak akan mengarah pada pengakuan terhadap pemerintahan Taliban.
Baca juga: Taliban Yakin Akan Mampu Atasi Ancaman ISIS |
Dalam pernyataan sebelumnya, Taliban mengungkapkan bahwa pembicaraan itu 'berjalan dengan baik' dan AS membebaskan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan setelah menyepakati untuk tidak mengaitkan bantuan semacam itu dengan pengakuan resmi terhadap Taliban.
Sementara juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, menyebut pembicaraan itu berlangsung 'jujur dan profesional', dengan pihak AS menegaskan kembali bahwa Taliban akan dinilai berdasarkan tindakan mereka, bukan hanya kata-kata.