Ada Ancaman, Warga AS dan Inggris Diminta Jauhi Hotel-hotel di Kabul

Ada Ancaman, Warga AS dan Inggris Diminta Jauhi Hotel-hotel di Kabul

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 11 Okt 2021 12:08 WIB
Taliban fighters stand guard in front of the Hamid Karzai International Airport, in Kabul, Afghanistan, Monday, Aug. 16, 2021. Thousands of people packed into the Afghan capitals airport on Monday, rushing the tarmac and pushing onto planes in desperate attempts to flee the country after the Taliban overthrew the Western-backed government. (AP Photo/Rahmat Gul)
Ilustrasi -- Situasi di Kabul, Afghanistan, yang kini dikuasai Taliban (dok. AP/Rahmat Gul)
Kabul -

Otoritas Amerika Serikat (AS) dan Inggris sama-sama merilis peringatan terbaru untuk warganya yang ada di Afghanistan. Peringatan itu mengimbau setiap warga AS dan Inggris untuk menjauhi hotel-hotel yang ada di wilayah ibu kota Kabul.

Seperti dilansir AFP, Senin (11/10/2021), peringatan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS dan Kementerian Luar Negeri Inggris itu bahkan menyebutkan secara spesifik Hotel Serena yang tergolong hotel mewah di Kabul.

"Warga AS yang berada di atau dekat Hotel Serena harus segera pergi," demikian peringatan terbaru Departemen Luar Negeri AS pada Senin (11/10) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan Departemen Luar Negeri AS dalam peringatannya bahwa ada 'ancaman keamanan' di area tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Peringatan serupa juga dirilis Kementerian Luar Negeri Inggris pada awal pekan ini. Peringatan itu mengimbau warga Inggris untuk tidak bepergian ke Afghanistan.

ADVERTISEMENT

"Menyoroti peningkatan risiko, Anda disarankan untuk tidak tinggal di hotel-hotel, terutama di Kabul (seperti Hotel Serena)," demikian bunyi peringatan Kementerian Luar Negeri Inggris.

Hotel Serena merupakan hotel mewah paling terkenal di Kabul, yang populer di kalangan pengunjung asing sebelum kota itu jatuh ke tangan Taliban sekitar delapan pekan lalu. Hotel mewah itu diketahui sudah dua kali menjadi target serangan ekstremis.

Peringatan otoritas AS dan Inggris itu sama-sama tidak menjelaskan secara detail soal ancaman dan risiko keamanan bagi warga mereka di Afghanistan.

Namun diketahui bahwa peringatan itu dirilis setelah kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Khorasan atau ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di sebuah masjid Syiah di Kunduz, pada Jumat (8/10) lalu.

Serangan bom yang menewaskan puluhan orang itu tercatat sebagai yang paling mematikan sejak tentara AS ditarik dari Afghanistan pada akhir Agustus lalu.

Halaman 3 dari 2
(nvc/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads